Tanpa lelah kakimu mengayuh. Sepeda onta butut pengantar menimba ilmu. Sungguh, sepuluh jempol untuk kamu. Semangatmu luar biasa. Pantang menyerah. Biarpun keringat membasah. Tak masalah. Tekadmu tetap membaja.Â
Di kala semua menikmati besi bermesin itu. Kamu setia dengan sepeda tuamu. Karena memang tak ada ? Tentu saja. Apa rasa malu ? Mungkin, ada secuil terselip di kalbu. Hmm....tapi sepertinya tak perlu.Â
Tak berbuat salah, tak berbuat dosa tak perlu malu kan? Di saat dunia menampilkan kepura-puraan. Kamu tampil apa adanya. Tak banyak gaya. Polos dan lugu, tanpa pencintraan.Â
Terpaksa menjalaninya ? Karena memang tiada ? Tepatnya iya. Â Tapi semua klise saja, tak harus pusing lah. Roda selalu berputar. Tak melulu begitu. Tak mungkin selalu sama. Nasib berubah suatu waktu. Yakinlah.
Seiring roda usang sepedamu berjalan. Bait doa turut aku panjatkan. Berharap cita dan cintamu tercapaikan. Asal niat tulus kau sematkan. Allah pasti tunjukkan jalan.