Mohon tunggu...
Nurulis
Nurulis Mohon Tunggu... Lainnya - We'll make it through

Stay strong, never give up !!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Penanam Padi

1 Juli 2022   14:20 Diperbarui: 1 Juli 2022   14:26 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diantara genangan lumpur. Tubuh dan kakimu mencebur. Becek, kotor dan basah tercampur. Apa engkau merasa mujur ? Atau terpukul ? Karena masih harus bergelut dengan gempitanya dunia. Bersusah mencari nafkah. Di usia senja. 

Tentu saja tidak. Semangatmu tak pernah patah. Bertanam padi dengan hati riang. Sesekali mengusap peluh mengenang. Di sela-sela caping bundar. 

Di bibirnya tersungging senyum cemerlang. Seperti senyum pepsodent di iklan. Hmmm....sungguh Ibu penanam padi, engkau masih terlihat menawan. Dan yang jelas adalah juga pahlawan. Biar tak kenamaan. Tidak juga di kenal. 

Satu persatu padi engkau tanam. Badan membungkuk dan tangan berkubang. Kaki mundur teratur sesuai larikan. Tak takut jatuh meski tak lihat ke belakang. Hebat kan ? 

Ibu penamam padi. Untung sekali ada engkau yang rela hati. Berkubang di lumpur tiap musim tanam. Biarpun karena faktor kerjaan. Tapi karena jasamu semua orang jadi tak kurang pangan. 

Meskipun harus di bayar mahal. Sakit pinggang di waktu malam. Tak mengapa karena ada suami tersayang. Yang berdedikasi tinggi. Siap jadi tukang pijit. Sehingga engkau tak perlu bersakit. Dan besok pagi sehat kembali. Berkubang di lumpur bersama Dewi Sri. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun