Mohon tunggu...
Nurulis
Nurulis Mohon Tunggu... Lainnya - We'll make it through

Stay strong, never give up !!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nenek Pencari Kayu Bakar

14 Oktober 2021   09:16 Diperbarui: 14 Oktober 2021   09:19 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Punggung itu.  Yeah, punggung itu. Yang kini tiada lagi tegak berdiri.  Karena terlampau berlebih beban menemani. Kini bertambah beban satu lagi. 

Tumpukan ranting kering turut menggayuti. Dengan seikat tali serabut di leher melingkari.  Demi apakah?  Sesuap nasi atau sekedar menghibur diri? Menawarkan rasa sepi ?  Karena tiada anak cucu mengiringi?  

Yeah, begitulah alur duniawi. Tak pernah lepas dari beban dan problema yang menghimpit.  Atau kepiluan yang bikin sakit.  Sebelum bumi seukuran panjang jasmani menjepit. 

Nenek pencari kayu bakar.  Tak surutpun semangatmu berkobar.  Mengais rejeki mengurai lapar.  Adakah sedikit jua rasa gentar?  Oh.....tentu saja tidak ! Beranimu, tekadmu mengalahkan anak muda yang tengah jatuh cinta di usia belasan.  

Biarpun berteman dalam senyap. Tak usang dalam hikayat.  Antusiasmu tak pernah tamat.  Meski kekuatan ragamu tak lagi bersahabat.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun