Tapi di kota kecil atau bahkan di wilayah Desa "Childfree" bisa di bully habis-habisan oleh teman. Â Bisa jadi minder atau bahkan stres karena ledekan teman. Â
"Kambing aja berkembang biak, masa kamu enggak? "
Waduh....! Dibandingkan sama kambing? Ya Allah....parah nggak tuh! Â
Itu belum seberapa, ada lagi kadang yang berkomentar pedas. Â
"Eleh, Â nggak usah ngeles deh? Ngaku aja nggak mampu bikin anak !"Â
Ya Gusti ! Dalam banget nggak sih ? Sampai diragukan kemampuannya ?
Padahal masalah anak tidak sesederhana atau semudah kata bikin atau buat. Karena yang menumbuhkan anak di rahim seorang ibu, menciptakan dari setetes sperma dan sel telur adalah Sang Pencipta. Â
Memang kenapa harus memutuskan "Childfree " ? Karena kalau sudah niat menikah, Â konsekuensinya adalah punya anak. Â So, Â kenapa takut dan enggan ? Seharusnya tidak masalah kan? Â
Anak adalah Amanah dari Allah. Orang yang tidak di kehendaki, juga tidak akan di kasih. Â Jadi kalau bisa punya anak, kenapa harus mengindari ? Kenapa harus menunda? Â Bukankah itu suatu sikap yang arogan dan jumawa? Â
Kalau kekhawatiran karena masalah ekonomi, takut tidak bisa mengurusi atau menghidupi, bukankah itu meragukan kuasa Ilahi ? Rejeki Tuhan ada di mana-mana, selama mau bergerak dan berusaha pasti akan menemukan jalannya. Â
Kalau ketakutan karena perubahan bentuk tubuh, jadi jelek, Â jadi tidak menarik lagi setelah punya anak. Oh...sungguh naif sekali. Memang yakin, kalau tidak punya anak tubuh tidak berubah ? Enggak juga kan? Kita semua bakal menua. Dannn... tentu saja otomatis tubuh juga akan berubah. Â