Bu Minah istri dari pak Midun suka sekali ikut campur urusan orang lain. Â Dia senang juga ngintipin tetangga yang kedatangan tamu. Â
Malam itu sehabis shalat tarawih , Bu Minah melewati  depan rumah seorang janda. Bu Minah melihat ada tamu laki-laki yang datang ke rumah janda itu. Â
Bergegas pulang ke rumah, melepas mukenanya sembarang di atas kursi.Â
"Mau kemana Bu, Â kok buru-buru gitu? ", tegur suamiya.
"Ibu mau pergi sebentar, Pak. Penting banget nih !", balas Bu Minah. Â
Kemudian Bu Minah segera keluar dari rumah. Ternyata mendatangi rumah janda tadi.  Berjalan mengendap-ngendap mendekati jendela kamar. Â
Dengan seksama Bu Minah mendengarkan suara dari bawah  jendela Itu.Â
"Huh dasar perempuan nggak bener, Â masukin laki yang bukan suaminya ke dalam rumah ", gumam Bu Minah.Â
"Awas ya ! akan aku sebarin ke penduduk kampung ", katanya lagi.
Sebuah tangan menjawil bahunya dari belakang.Â
"Apaan sih, Â ganggu aja !", Bu Minah mengibaskan bahunya. Â
"Lagi ngapain, Bu? ", Suara dari belakang. Â
"Sssstttt  ..... Jangan berisik,  aku lagi mau nangkep basah kelakuan si janda itu ", Bu Minah tanpa menoleh ke belakang. Â
"Kamu denger, Â apa yang dilakuin dia sama laki yang bukan suaminya ? ", Bu Minah tetap fokus menempelkan kupingnya ke jendela.Â
Tangan dari belakang menjawil bahunya lagi. Â "Iya bentar, Â kamu gangguin ajaÂ
sih !", gerutu Bu Minah.Â
Tangan itu menjawilnya lagi dari belakang. Â Bu Minah merasa jengkel. Seketika menoleh dan matanya membelalak melihat sesuatu di belakangnya.
Tubuhnya bergetar,  "Poooconggg ", teriaknya.  Dia hendak berbalik dan berlari dari situ. Tapi  langkahnya terhenti,  karena kerah bajunya di tarik dari belakang.Â
"Ampun, lepasin aku ", Bu Minah ketakutan hingga tak terasa celananya basah. Â Bu Minah ngompol. Â
Dia menarik tubuhnya sekuat tenaga dan akhirnya bisa lepas, lalu lari terbirit -birit dari sana. Â
Setelah Bu Minah pergi, Â si pocong terkekeh lalu membuka kain putih penutup wajahnya. Â
"Semoga kamu nggak ngintip tetangga  lagi,  Bu ", guman pak Midun.Â