Mohon tunggu...
Nurulintan
Nurulintan Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswa Stain TDM

COMMUNICATION AND ISLAMIC BROADCASTING🍃

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebudayaan Maulid di Aceh

6 Januari 2020   00:19 Diperbarui: 6 Januari 2020   00:30 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

1. Pembuka, pengalaman ketika adanya kegiatan maulid nabi yang diadakan secara turun temurun diberbagai daerah dengan berbagai bentuk dan budaya.
2. Riset, Abdya tepatnya di desa kutatinggi
3. Pandangan, maulid iyalah kebudayaan yang selalu diadakan setiap setahun sekali pada tanggal dan tahun lahir nabi, jika ditinjau setiap daerah memiliki perbedaan perbedaan dalam menyambut maulid dengan cara dan aneka ragam bentuk namun demikian tujuan dan maksud hanyalah untuk bergambira akan lahirnya nabi dan mengenang rasul dengan bershalawat kepadanya.
4. Why, diadakan pertama kali oleh para sahabat rasulullah.
5. Pandangan, ustad feri ali,  maulid tersebut tidak ada pada jaman rasulullah kapan mula dibentuknya ketika rasul wafat dan para sahabatlah yang membuat maulid tersebut dengan cara bershalawat kepda nabi dan melambungkan doa doa untuk rasul dengan begitu terbentuklah maulid sehingga menjadi adat kebiasaan dan kebudayaan secara turun temurun hingga saat ini.
7. How, maulid di desa  kutatinggi selalu semarak juga rasa soaialnya sangat melekat persaudaraan terjalin dengan kegiatan kegiatan yag dilakukan jauh sebelum puncak nya, diawali  dengan kutipan sedekah disetiap rumah rumah warga, adanya kutipan tersebut sangat membantu untuk melaksanakan kegitan lainnya, berupa lomba lomba  antar rumah ngaji antar dusun sekemukiman kutatinggi  dan  juga antar pesantren pesantren yang  ada didesa  tersebut.selain itu maulid disana tidak mencolok  karna tidak ada  membeda bedakan antara yang  kaya  atau simiskin semua  sama tidak ada kata keterpaksaan karna maulid hnya dilakukan dimesjid tidak secara khusus atau sendiri sendiri, berbeda jika dilihat di Aceh Barat, maulid sendiri tidak dilakukan secara sederhana melainkan seperti berpacu pacu antara satu  dengan yang  lain, maulid itu  sendiri tidak lagi dilihat dngan keihklasan melainkn ada unsur riya, tingkat sosial yang rendah menjadikan maulid tampak biasa, dulu maulid identik dengan kebersamaan kekompakkan dan juga melakukan dengan ikhlas hati.
9. Solusi, disetiap tahun pasti akan ada yang berubah caranya namun tetap sama tujuannya, mungkin yang harus di lakukan hanyalah tetap pada jalan yang semetinya tak perlu berlebih lebihan ketika mungkin tak mampu untuk ditunaikan.
10. Penutupu,maulid ajang bersedekah bukan untuk pameran untuk terlihat siapa yang megah maulid menjujungtinggi rasulullah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun