Mohon tunggu...
Nurul Ihsan Fawzi
Nurul Ihsan Fawzi Mohon Tunggu... Ilmuwan - removing barriers in the way of science

Peneliti di Tay Juhana Foundation

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengungkap Asal Mula Virus Penyebab Covid-19

1 September 2021   23:43 Diperbarui: 1 September 2021   23:48 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hewan-hewan pembawa virus SARS-CoV-2 yang menularkan ke manusia. Foto: Lovepik | didesain oleh 30000006721

Sebuah laporan investigasi terbaru dirilis oleh Badan Intelijen Amerika Serikat (The Office of the Director of National Intelligence) menjelaskan bahwa virus SARS-CoV-2 bukan berasal dari laboratorium atau sebuah senjata biologi yang disebar ke manusia. Laporan tersebut semakin menguatkan hasil penelitian sebelumnya bahwa virus penyebab COVID-19 ini berasal dari transmisi virus pada hewan ke manusia.

Seperti yang kita tahu, virus SARS-CoV-2 atau Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 merupakan virus penyebab COVID-19, varian baru dari virus corona yang bermutasi. Varian lain dari virus ini menyebabkan penyakit SARS di tahun 2003 dan MERS di tahun 2012.

Cyranoski dalam penelitiannya di Jurnal Nature menyebut, "walaupun  hewan penyebab COVID-19 ini telah menjadi perdebatan, tapi misteri ini masih jauh dari kata terpecahkan." Hewan-hewan yang mentrasmisikan virus SARS-CoV-2 antara lain kelelawar, tringgiling, atau musang. Kelelawar (Rhinolophus affinis) didapuk sebagai hewan pembawa utama virus yang menyebabkan COVID-19 ini.

Namun, penelitian mengungkap bahwa DNA cirus corona pada kelelawar hanya memiliki kemiripan 96% dengan DNA virus corona yang ada di manusia. Sedangkan tringgiling memiliki 99% kemiripan DNA. Teori lain muncul bagaimana virus SARS-CoV-2 berpindah dari tinggiling ke kelelawar, lalu ke manusia.
Investigasi asal mula virus penyebab pandemi COVID-19 ini ditandai dengan kekhawatiran bahwa muasal virus SARS-CoV-2 adalah dari  laboratorium. Apalagi otoritas negara Tiongkok terkesan menutup diri untuk investigasi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) atau negara lain.

Banyak yang menduga virus SARS-CoV-2 dibuat secara sengaja oleh  Wuhan Institute of Virology. Dugaan tersebut bukan tanpa alasan, karena bukan suatu kebetulan awal mula penularan COVID-19 berasal dari Wuhan, salah satu provinsi di Tiongkok.

Dugaan ini menimbulkan perdebatan di antara ilmuwan dunia. Akan tetapi, banyak ilmuwan yang meyakini bahwa virus SARS-CoV-2 tidak berasal dari laboratorium. Fakta-fakta yang ada pun menunjukkan bukti yang lemah bahwa virus tersebut dibuat secara sengaja di laboratorium.

Sangat tidak mungkin COVID-19 dibuat oleh laboratorium, belum lagi virus ini terus bermutasi seperti varian B.1.617.2 atau Delta yang menjadi penyebab utama lonjakan kasus di Indonesia akhir-akhir ini. Kristian Andersen, seorang ahli virus dari Scripps Research Institute, California menyebut bahwa COVID-19 buatan laboratorium adalah tidak mungkin. "Terdapat beberapa alasan, salah satunya adalah kurangnya jejak manipulasi genetik," sebut Kristian dalam laporan di Jurnal Nature.

Selain itu, sejarah mencatat penyakit-penyakit yang menjadi pandemi ataupun endemi berasal dari alam. Istilah zoonosis sering kita dengar untuk menggambarkan asal muasal COVID-19 ataupun penyakit lainnya seperti Ebola, flu burung, dan HIV. Zoonosis sendiri adalah jenis penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia.

Zoonosis ini semakin meningkat akibat deforestasi yang tinggi, tingginya  penyelundupan dan konsumsi hewan-hewan yang dilindungi. Sebagai contoh, ketika kebakaran hutan tahun 1997/1998, jutaan hektar hutan yang menjadi habitat hewan-hewan telah terbakar. Akibatnya, kelelawar buah (Genus Pteropus) terbang ke area pemukiman untuk mencari makan buah.

Nah, sisa buah yang dimakan oleh kelelawar ini jatuh dan dimakan oleh babi. Daging babi sendiri menjadi komoditas utama pangan manusia. Rantai penularannya persis seperti plot pada film Contagion (2011) gambaran yang pas tentang penyakit menular dari hewan ke manusia.

Akibatnya, virus Nipah berpindah dari kelelawar ke manusia. Sebanyak 105 orang menjadi korban meinggal dunia tertular  virus Nipah, yang terjadi tahun 1998 di Malaysia. Penyakit ini juga menyebar ke negara lain  seperti Singapore, India, dan Bangladesh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun