Mohon tunggu...
Nurul Hilwa Amalia
Nurul Hilwa Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional

Mahasiswa Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pembentukan Cyberpower Tiongkok karena Tuduhan AS?

28 Januari 2022   09:55 Diperbarui: 28 Januari 2022   09:58 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Perkembangan perilaku di era ini tidak hanya secara aktual melainkan secara virtual juga mengalami perkembangan, negara mengembangkan kepentingannya melalui jaringan internet pada era teknologi informasi saat ini. 

Saat ini interaksi antar aktor mmemadati ruang maya atau biasa disebut cyberspace yang menjadi pilihan selain ruang darat untuk mencapai kepentingan. Ruang maya telah mengaburkan standarisasi power yang terjadi duruang lainnya dengan kekuatannya yang disebut cyberpower.

Keamanan ruang maya ini semakin menjadi sorotan utama pemerintahan guna menghindari dampak buruk yang terjadi akibat penggunaan internet. Salah satu peristiwa yang menyita perhatian dunia yaitu antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, saat New York Times menjadi korban sasaran cyber-army Tiongkok. 

Huwaei dan ZTE dilaporkan membawa resiko yang tidak hanya menyerang dokumaen pemerintahan namun juga menyerang intelectual property perusahaan-perusahaan Amerika Serikat. 

Selanjutnya, spionase dilakukan oleh peretas asal Tiongkok berskala besara biasa disebut “titan rain”, mereka bukan hanya meretas software lembaga ekonomi Amerika Serikat namun juga pertahanan homeland security, departemen energi Amerika Serikat, hingga jaringan para kontraktor pertahanan Amerika Serikat. Sekitar 20 terabytes data yang dituduhkan Amerika Serikat mencakup design helikopter, jet tempur dan beberapa sistem pertahanan misil lainnya.

Amerika Serikat berpendapat bahwa aksi spionase yang dilakukan oleh Tiongkok sudah tidak dapat ditoleransi lagi karena sudah diawali dengan persaingan pasar yang sengit. Lebih dari 141 instansi menjadi sasaran kejahatan siber yang dilakukan Tiongkok yang dilakukan sejak tahun 2006.

Perseturuan dunia maya oleh Amerika Serikan dan Tiongkok menjadi meradang karena Tiongkok menolak tuduhan Amerika melalui juru bicara departemen pertahanannya. 

Tiongkok menambah perseteruan dengan melakukan sensor terhadap internet dinegaranya dengan sebutan Great Firewall of China atau disingkat GFWoC yang merupakan sebuah kebijakan yang diatur oleh pemerintah Tiongkok untuk sensoring dan blocking IP adress, blocking redirecting, serta blocking any URL containing target keyword yang mengandung konten sensitiv seperti pornografi, perbedaan pendapat pandangan politik, pemberitaan negatif tentang Tiongkok.situasi dilematis yang diakibatkan perseteruan dunia maya antar Amerika Serikat dan Tiongkok. 

Hal tersebut dikarenakan ketergantungan dan keterhubungan IT antar keduanya. Seperti halnya perusahaan-perusahaan besar milik Amerika Serikat Microsoft, CISCO, Apple, dan beberapa lainnya yang memiliki pasar di Tiongkok dan merupakan bagian dari infrastruktu internet Tiongkok, sebaliknya perusahaan-perusahaan Tiongkok seperti Huawei, ZTE, dan Lenovo juga telah masuk pasar Amerika Serikat dan telah beroperasi dengan ketentuan-ketentuan Amerika Serikat. 

Disisi lain ada juga beberapa saham Tiongkok yang terdaftar dalam bursa saham elektronik dan yang terbesar di Amerika Serikat National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ)  seperti Baidu, Tencent, dan Alibaba yang sahamnya sudah dimiliki oleh kedua negara ini djuga negara lain.

Cyberpower yang dibangun oleh Tiongkok ini telah menjadi perhatian Amerika Serikat saat tahun 2011, presiden dan menteri luar negeri Amerika Serikat yakni Barack Obama dan Hillary Rodhan menetapkan isu cyber ini menjadi prioritas dari politik luar negeri Amerika Serikat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun