Mohon tunggu...
Nurul Hidayat
Nurul Hidayat Mohon Tunggu... Dosen - It's a wonderful life

Betapa sedikitnya pengetahuan kita tentang hidup, diri kita, dan dunia di sekitar kita.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Masuk ke Dalam Cahaya

25 Mei 2022   10:34 Diperbarui: 25 Mei 2022   12:44 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel "Into The Light"

Ditulis oleh sastrawan hebat negeri Jiran, seorang National Laureate, ialah Datuk Abdullah bin Hussain, novel ini berkisah tentang sesuatu yang tidak biasa.

Awalnya pembaca mungkin menebak bahwa keseluruhan isi novel ini akan tentang Zaman, sebagai tokoh sentral. Anak orang terpandang di Malaysia, Datuk Malik dan Datin Laila, yang hidup dengan semua yang serba ada. Kata mewah atau luxury agaknya tidak cukup untuk mendeskripsikan kehidupan Zaman. Jangankan harta dan rumah, calon pendamping hidup Zaman pun sudah ada, Sarina, putri Datuk Salam dan Datin Maria, yang tidak kalah tersohornya itu.

Di suatu sore, Zaman meninggalkan semuanya itu. Ia pergi tanpa tujuan. Sampai masuklah Zaman ke sebuah kampung yang sangat istimewa, Kampung Cahaya. Di sana ia kemudian belajar banyak tentang Islam. Ia belajar dari penduduk Kampung Cahaya. Dari Pak Imam, Pak Bilal, Haji Mukhlis, Pak Rahmat, Munir, Leong, Mei Lan, dan seluruh warga Kampung Cahaya.

Mulanya di seluruh Bab 1, dari Halaman 1 sampai 89, pembaca akan yakin bahwa semua ini tentang indahnya Kampung Cahaya. Tetapi, setelah Bab 2, halaman 90 di buka, barulah Datuk Abdullah mengajak pembaca menyelami alam berdimensi lain. 

Bab 2 berkisah tentang kedurjanaan para durhaka, the prince od darkness, dajjal, dan sebangsanya. Dengan cara yang dialogis, memang logisnya begitu, karena ini sebuah novel, pembaca diajak masuk ke dalam suasana bagaimana the prince of darkness itu melakukan segala macam cara untuk merusak fitrah manusia. Untuk membelokkan manusia dari jalan yang lurus ke yang tergelincir. Dari yang baik menuju yang buruk. Dari yang ingat Allah menjadi lalai. Dari yang jujur menjadi khianat. Dari yang ikhlas menjadi pamrih. Dari cahaya menuju gelap.

Tak tanggung-tanggung, sepenggal skenario bagaimana setan-setan berkumpul membuat sebuah struktur organisasi dan menyusun working paper untuk melancarkan misi mereka mengajak manusia ke kegelapan pun diramu dengan sangat elok oleh sang penulis. Selama di Bab 2, pembaca dalam suasana yang terpingkal sekaligus geram dengan sifat-sifat buruk yang dimiliki oleh musuh nyata manusia, setan.

Bab 3 secara keseluruhan menghubungkan Bab 1 dan 2. Tentang tabuhan genderang perang the prince of darkness untuk menghancurkan Kampung Cahaya. Semua anak buahnya dikerahkan. Hasat, hasut, dengki, marah, tamak, loba, benci, tipu, iri, hianat, angkuh, cemburu, nafsu, takabbur, dan semua dedengkotnya dikerahkan untuk menyerang Kampung Cahaya. Dan semuanya gagal. Kegagalan mereka semua itu membuat the prince of darkness merasa geram. Sampai pada titik dimana ia harus melanggar protokoler pemerintahan alam kegelapan. Bahwa ia harus turun tangan sendiri!

Dengan menjelma menjadi Datuk Silbi (kalau dibaca terbalik barulah pembaca faham maksud dari nama ini), seorang yang kaya raya, the prince of darkness itu membangun rumah yang sangat mewah di tanah yang berbatasan dengan Kampung Cahaya. Ia masukkan semua anak-anak gadisnya ke sana untuk menggoda penduduk Kampung Cahaya. Kisahnya ini lengkap ditulis dalam Bab 4, bab penutup.

Dengan berpegang pada Al Qur'an dan As Sunnah, Kampung Cahaya tak teredupkan. Gangguan Datuk Silbi dan pengikutnya sekalipun tidak berhasil mematikan cahaya di kampung itu. An Nahl ayat 98-100 secara spesifik telah menjadi pedang bagi Pak Imam dalam memerangi Datuk Silbi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun