Mohon tunggu...
Nurul Hanifah
Nurul Hanifah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Menulis adalah pelarian. Pelarian yang membuatku terlalu nyaman dengannya dan tak ingin beranjak darinya :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perihal Impian

31 Desember 2020   15:57 Diperbarui: 31 Desember 2020   17:19 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Hai  temen-temen! Tak dirasa sudah di penghujung tahun aja nih. Kali ini aku akan sedikit membicarakan tentang mimpi dan impian. Mungkin sebagian besar dari kita sudah memahaminya. Namun bukan tentang pengertian atau pun tips-tips yang akan aku bagikan. Karena pastinya sebagian dari kalian sudah pernah mendengarnya atau pun membaca dari suatu tempat.

Mimpi dan impian pasti dimiliki oleh setiap orang, begitu juga kita. Baik itu impian-impian kecil maupun impian besar. Impian itu selalu ada dan melekat di kehidupan setiap orang. Mengalir di setiap langkah dan waktu. Bahkan ketika kita baru saja membuka mata. Selalu ada angan dan harapan yang tentu ingin dicapai.

Namun sebelumnya, aku akan sedikit membahas apa itu mimpi maupun impian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mimpi mempunyai arti angan-angan ataupun keinginan. Sedangkan impian itu sendiri mempunyai arti sesuatu yang sangat diidam-idamkan atau dicita-citakan. Keduanya sebenarnya hampir sama hanya saja untuk sebuah impian itu sendiri cenderung bersifat lebih tajam, spesifik dan membuat si pemilik impian itu menjadi greget dan bersemangat dalam menggapainya.

Bermimpi itu gratis dan tak seorang pun yang berhak melarangnya. Namun tentu dibalik itu ada harga yang harus dibayar. Waktu, tekad dan pengorbanan lain yang harus dilakukan untuk tercapainya sebuah impian itu sendiri. Aku pernah membaca di sebuah novel yang pastinya kalian pernah mendengar judulnya, yakni 5 cm karya Donny Dhirgantoro, ataupun filmnya (karena scene di novel itu udah difilmkan juga) dan aku sangat menyukai quotes di dalamnya,

"... Biarkan keyakinanmu menggantung mengambang di depan kening kamu, sehingga akan selalu ada di mata kamu. Dan setelah itu yang kamu butuhkan hanyalah kaki yang akan berbuat lebih lama dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering menatap ke atas, lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja, dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang akan terus berdoa. Dan kamu akan selalu dikenang sebagai seseorang yang punya mimpi, bukan hanya seonggok daging yang punya nama." (Novel 5 cm, karya Donny Dhirgantoro)

Kata-kata itu mengingatkan kita untuk menjadi seorang pemimpi bukanlah hanya seorang manusia yang punya nama saja. Menggapai mimpi-mimpi kita dan dikenang karena mimpi-mimpi kita. Namun tentu pengorbanannya akan selalu ada.

Namun, tidak semua mimpi harus tercapai. Terkadang satu mimpi harus mengalah untuk mimpi-mimpi yang lain. Mimpi itu juga bisa hancur dengan atau tanpa kita sadari karena tentu kita hanya berhak memimpikan dan berusaha tetapi Tuhan-lah yang menentukan.

"Impian bisa hancur. Tapi kita selalu punya pilihan untuk memimpikan hal lain." --Fiersa Besari

Impian membentuk seseorang dan impian bukanlah sesuatu yang ditakuti. Bukanlah mudah bagi kita mengatakan "aku ingin menjadi bla bla bla" hanya saja butuh sedikit kerja keras untuk menggapainya.

Sebagai penutup dari tahun ini, untuk mimpi yang harus tertunda dan selamat datang mimpi-mimpi baru.

Jadilah seorang pemimpi. Dan mari wujudkan mimpi-mimpi kita :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun