Pilihan transportasi massal makin banyak dan beragam. Khususnya di Jakarta, masyarakat bisa memilih naik KRL, Trans Jakarta, LRT atau MRT. Transportasi darat massal tersebut dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dari segi tarif atau jarak tempuh. Supaya operasional transportasi berjalan lancar, maka perlu perawatan menyeluruh yang optimal.
Salah satu transportasi massal yang diandalkan masyarakat yaitu Moda Raya Terpadu (MRT). Sejak diresmikan bulan Maret 2019, MRT semakin banyak penumpangnya. Rute MRT fase 1 (Lebak Bulus -- Bundaran HI) dapat memangkas waktu perjalanan dari arah pusat ke selatan Jakarta. Ini sangat efisien bagi masyarakat urban. Saat ini masih menunggu MRT Fase 2A (Bundaran HI-Kota) dan 2B (Kota-Ancol) rampung.
Kalau turun di stasiun MRT Lebak Bulus, pasti terlihat deponya. Bagi yang belum tahu, bengkel kereta bawah tanah itu dulunya adalah stadion sepak bola Lebak Bulus yang menjadi basecamp kebanggaan The Jakmania. Kini, dibangun depo sebagai pusat operasional dan pemeliharaan kereta MRT. Saya berkesempatan masuk ke dalam depo dan melihat langsung isinya.Â
Saya terpilih sebagai peserta kunjungan ke depo MRT Jakarta yang diadakan oleh komunitas CLICKompiasana dan Kreatoria pada hari Sabtu, 12 April 2025. Ini menjadi kegiatan pertama saya setelah Lebaran. Saya jadi bisa bertemu sekaligus halal bi halal dengan teman-teman komunitas. Ada yang bawa makanan khas Lebaran juga lho.
Sesuai dengan ketentuan, peserta berkumpul di Stasiun MRT Bundaran HI Bank DKI. Cuaca di Jakarta hari Sabtu itu mendung banget. Tapi saya nggak lupa bawa payung dan jaket sebagai persiapan perjalanan kalau hujan. Sebelum berangkat peserta diberikan penjelasan dari pihak MRT, ada kak Salsabila dan Pak Ahmad Zuhairi, kemudian langsung menuju Stasiun Lebak Bulus. Kebetulan sudah ada keretanya, jadi langsung naik. Sampai sana dengan bermodalkan e-money dengan tarif 14 ribu rupiah dalam waktu 20 menit saja.Â
Pintu utama depo MRT Lebak Bulus bersebrangan dengan Poins Mall. Di depan pintu gerbangnya dijaga oleh beberapa security dan polisi juga. Kak Salsabila memberikan peserta nomor pengunjung, namun sayangnya tidak diizinkan mengambil gambar atau video selama tur depo MRT dengan gawai pribadi.
Panas mulai terik saat kami berkumpul di depan Gedung Prasarana. Di sini kami diperkenalkan dengan 2 orang wanita hebat yaitu kak Laras dan kak Chika dari tim maintanance MRT. Mereka yang menjelaskan apa saja yang ada di dalam depo MRT. Dari gedung prasarana, workshop track, dan gedung administrasi. Saya jadi lebih tahu istilah-istilah yang digunakan.Â
Gedung Prasarana merupakan kantor yang mencakup fasilitas pendukung bengkel MRT untuk perawatan kereta dari harian, bulanan hingga perawatan besar (overhaul). Secara berkala kereta MRT dicek "kesehatan" komponennya mulai dari bogie, roda, pantograf, AC, rem, gerbong, dll. Uniknya penyebutan gerbong pada MRT yaitu car, kalau orang awam tahu artinya mobil.Â
Area workshop atau tempat perawatan kereta MRT dibagi 3 yaitu Workshop Track (WT 1), Inspection Track 1 dan Inspection Track 2 (INT). Area WT 1 yaitu tempat perawatan kereta yang sudah dialiri listrik atas dan area Inspection Track (INT) 1 dan 2 tempat dilakukannya perawatan MRT secara berkala bisa harian/mingguan/bulanan. Tiap hari kereta MRT melakukan daily check seperti pengereman, AC, pintu otomatis, perbubutan roda, dll. MRT memiliki 16 kereta (trainset). Biasanya 14 kereta bertugas dan 2 kereta bersiap di depo.Â