Mohon tunggu...
Nurul Dwi Larasati
Nurul Dwi Larasati Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Hiking enthusiast, blogger, movie lover

Selanjutnya

Tutup

Film

The Turning, Cerita Horor yang Menggantung

13 Februari 2020   20:21 Diperbarui: 13 Februari 2020   20:20 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image taken by Turning movie instagram

Masuk ke bulan Februari biasanya ditandai dengan aroma cinta dan kasih sayang. Mulai bertebaran bunga mawar, lambang hati atau promo cokelat di minimarket.  Itu hal biasa yang sering ditemui. 

Biar lebih anti mainstream, Februari ini saya awali dengan menonton film horor, The Turning. Film yang rilis di bioskop jaringan CGV dan Cinepolis ini memberikan suasana bulan romantis menjadi ketegangan. Cari suasana lebih beda tidak ada salahnya kan? 

The Turning bercerita tentang seorang tutor bernama Kate Mandell (McKenzie Davis) yang mendapatkan pekerjaan sebagai pengasuh belajar Flora Fairchild (Kimberly Prince). Kedatangannya disambut oleh pelayan setia keluarga kaya raya bernama Mrs. Grose ( Barbara Marten). Bangunan rumah yang besar dan suasana yang creepy membuat film ini terasa mencekam. 

Sejak hari pertama kedatangan, Kate sudah disuguhi kejadian aneh sekaligus mimpi buruk. Apalagi sejak kehadiran Miles Fairchild (Finn Wolfhard) kakak kandung Flora yang memberikan kesan menakutkan bagi Kate. 

Hari demi hari Kate di rumah megah itu semakin memberikan kesan buruk dalam hidupnya. Ketakutan terus menghantuinya sampai ia melihat bayangan seorang pria yang sering berseliweran di rumah itu. Kehidupannya pun dibuat menjadi sedikit tidak waras.

Film The Turning menampilkan sinematografi yang mewakilkan ketakutan. Komponen filmnya juga dibuat seperti itu seperti suasana gelap, rumah besar tua, lingkungan yang sepi, sedikitnya orang yang tinggal. Tiap scene yang mewakilkan komponen tersebut dibuat dengan baik dengan suasana yang ada. Misalnya saja suasana kamar yang sudah lama tidak terpakai di mana Kate sering mendengar suara teriakan atau ruangan  belajar Flora. Meskipun belajarnya saat terang, tapi sikap polos Flora membuat suasana ketakutan yang berbeda. 

Ada hal yang saya suka dan tidak suka dengan film The Turning. Saya suka banget sama semua  outfit yang dipakai Kate. Baju-baju panjang berbahan wool membuat nyaman meskipun musim gugur digambarkan dalam film ini. 

Ditambah dengan sepatu boots-nya yang bikin kepincut. Style-nya Kate sederhana tapi enak dilihat. Warna-warnanya juga mewakilkan kekelaman seperti rumah tersebut. Idak begitu mencolok. Saya jadi terinspirasi dengan tampilan berpakaian dari Kate. Meskipun tidak begitu sama, setidaknya saya punya refrensi outfit untuk menghadiri sebuah acara.

Di samping itu ada hal saya enggak suka seperti gantungnya dari akhir cerita film. Entah apa yang ingin disampaikan film ini di akhir cerita.  Memang ceritanya berbelit dari awal. Saya jadi penasaran dengan sosok mahluk pria yang menjadi "teman" Miles, serta ada kejadian apa saja selama ini. Hal ini memang yang ingin ditelusuri oleh Kate. 

Sampai menit-menit terakhir film ini berakhir, saya masih dibuat gantung dengan alurnya. Sampai credit title-nya muncul pun saya enggak paham maunya film ini ke mana. Tidak jelas menceritakan asal usul kejadian menakutkan yang menghantui Kate . Sepertinya sang sutradara, Gloria Sigismondi memberikan ruang untuk penonton menafsirkan sendiri dari akhir ceritanya. 

Kalau saya boleh kasih nilai dari 1-10, saya berikan nilai 7. Andai bagian akhir ceritanya dibuat dengan klimaks cerita menarik atau bahkan lebih menyeramkan, bisa saja berikan nilai 8 atau 9. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun