Dalam situasi pandemi virus Corona (COVID-19) seperti sekarang ini, banyak orang yang mengalami quarantine fatigue atau kelelahan karantina.
Apa Itu Quarantine Fatigue ?
Quarantine fatigue adalah keletihan mental di pengujung hari. Gejalanya sangat personal, tergantung bagaimana seseorang merespons situasi pandemi. Mary Fristad, psikolog The Ohio State University Wexner Medical Center, kepada Healthline mengatakan, quarantine fatigue disebabkan karena perubahan dan ketidakpastian dalam hidup akibat situasi pandemi.
Misalnya, seperti anak - anak sekolah yang sekarang menjalankan sistem pembelajaran lewat media online, setiap hari nya mereka akan berhadapan dengan gadget ataupun komputer. Hal itu sangat membuat anak - anak lelah terutama kelelahan pada mata. Contoh lain nya yaitu menurun nya perekonomian, yang menyebabkan kecemasan pada sebagian besar masyarakat. Â orangtua harus bekerja dari rumah dan juga menyediakan pendidikan untuk anak-anak mereka, hal ini membuat orang - orang sekaligus mendapat 2 kelelahan, yaitu kelelahan mental dan fisik
Bahkan, sebagian orang - orang seperti pekerja kantoran, anak- anak sekolah, keluarga  merasakan stress yang signifikan akibat tidak bisa bertemu seperti biasa nya. Telepon atau pun video call bisa menjadi salah satu perantara dimasa seperti ini, tetapi itu dinilai tidak ampuh lagi untuk mengatasi stress tersebut.
Selain keterbatasan interaksi sosial yang memicu perasaan stres dan quarantine fatigue, pandemi juga menyulitkan orang untuk mencapai tingkat stimulasi optimal mereka. Sebagian orang membutuhkan tingkat rangsangan tertentu agar aktivitasnya efisien.
Banyak nya menerima informasi berlebihan yang tersebar seperti di sosial media yang kebanyakan tidak akurat mengenai kapan berakhir nya masa pandemi ini, hal ini membuat masyarakat kelelahan mendengar kabar yang tidak pasti ini. Ada juga kelelahan karena kurang nya eksitasi. Kurang nya eksitasi atau pun belebihan nya eksitasi dilingkungan pun tidak bagus, hal ini juga membuat masyarakat kesulitan.
Kedua kondisi ini dapat menghasilkan dampak negatif pada suasana hati. Dilansir dari Health, psikoterapis Paul L. Hokemeyer menjelaskan, quarantine fatigue berasal dari kelelahan emosional yang ditimbulkan pandemi pada kehidupan kita. Kelelahan dari peraturan social distancing ataupun kebijakan - kebijakan lain nya. Orang-orang merasa lelah untuk mengurus diri nya, bosan akan kegiatan yang monoton. Merasa bangkrut. Bahkan, karena kesulitan ini ada beberapa sebagian orang yang ingin menyerah, seperti tidak mengurus anak nya, tidak menafkahi keluarga nya.juga. Namun secara keseluruhan, ini semua adalah perasaan alami.
Quarantine fatigue adalah respons yang sepenuhnya masuk akal dalam konteks begitu banyak perubahan dan ketidakpastian dalam hidup. Terjadi nya COVID-19 telah mengubah begitu banyak aspek kehidupan dalam waktu singkat.
Bagaimana Cara Mengatasi Quarantine Fatigue ?
1. Kecemasan adalah Normal