Mohon tunggu...
Nurul Fatma
Nurul Fatma Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer Script Writer

Tulisan membuat dirimu ADA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pejuang Skripsi Tidak Cuman Ngetik, tapi Ada Proses Mental

20 September 2021   22:58 Diperbarui: 21 September 2021   18:00 1845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mahasiswi akhir mengerjakan skripsi | Sumber: Pexels via edukasi.kompas.com/

Saat kita tau hal itu hanya merugikan tapi kita tetap lakukan dan mengorbankan hal yang lebih penting, itu sama saja mengumpulkan rasa frustrasi. Setiap hari saya menghadapi hal itu. 

Saya ingin mengerjakan skripsi, tapi saya belum sudah berperang dengan diri saya yang entah takut, overthiking dengan tulisan saya, overthiking sama dosen, overthiking sama teman-teman yang pamer di sosmed. The all of overthiking jadi beban mental bagi saya, jadinya perang semakin meluas.

Source: Thumbnail Youtube Rumah Sejuk
Source: Thumbnail Youtube Rumah Sejuk "Ardhi Wardhana - Pejuang Skripsi (Lyrics)

Sungguh berat melawan diri sendiri tapi lebih berat lagi menghadapi tekanan sosial. Mulai dari tuntutan orang tua, temen yang udah duluan, orang basa-basi yang nanyain kapan lulus, semua itu jadi topik sensitif bagi saya, bisa-bisa saya juga marah dan melawan alau ditanya tentang skripsi. 

Mengapa? Saya menyadari diri saya sedang berjuang untuk skripsi tapi respon lingkungan terlihat seperti, "Eh lo ngerjain skripsi ga sih? kok ga lulus-lulus." Pernyataan itu bahkan datang dari orang tua saya. 

Mereka meragukan saya ga ngerjain skripsi padahal untuk ngerjain satu halaman skripsi itu rasanya mind blowing. Pada malam itu, saya jadi bertengkar sama orang tua saya.

Kesalahan ketiga saya adalah menyelingi skripsi dengan kegiatan lain. Sebenarnya ini kesalahan yang tidak saya sesali, karena saya telah berinvestasi dalam kegiatan saya saat ini, yaitu merintis rumah produksi. 

Kesalahan saya itu adalah gagal membagi diri saya sebagai mahasiswa dan anggota komunitas. Sudah tau diri ini tidak akan mampu tapi masih aja dikerjain. Pada akhirnya saya mengorbankan skripsi dan kegiatan komunitas secara bergantian. 

Lanjut bicara tentang overthinking tadi, karena merasa tidak mendapat dukungan saya menjadi orang yang menyalahkan keadaan. Semua keterlambatan yang terjadi pada saya bukan karena saya tapi situasi. 

Dan hal ini menyebabkan pertengkaran dengan orang tua. Di mana rasa hati ini lelah sama skripsi, dan coba untuk menghibur diri beberapa hari malah di gas dan mencap saya main-main, ga mau ngerjain skripsi lah. 

Lalu saya luapkan semuanya dan bilang, "Skripsi ga hanya sekadar ketik ketik trus selesai, ada proses mental di dalamnya, papa ngerti ga sih?" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun