Mohon tunggu...
Nurul Fajri
Nurul Fajri Mohon Tunggu... Dosen - Ibu dua orang anak

Nurul Fajri, Perempuan dari tanah berjulukkan Serambi Mekkah. Ibu dua orang anak ini, mulai menekuni hobi menulis di pertengahan bulan April 2020. Menulis baginya adalah bentuk lain dari hiburan dan mengisi waktu luang. Akun FB bernama Nuri Laitdawn adalah salah satu media yang digunakannya mengekspresikan tulisan-tulisannya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Merajut Ibu Peradaban

28 September 2020   11:19 Diperbarui: 28 September 2020   11:23 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kasih meyakini dirinya untuk tidak menyerah. Hari demi hari yang dilewatinya terasa begitu berat. Entahlah, dia sendiri bingung akan sikap dan caranya menjalani hidup. 

"Aku harus bisa," batinnya.

Dia terkadang menabalkan diri sebagai ibu tidak berguna. Sering dia marah berlebih kepada anaknya karena dorongan emosi dan kejengkelannya yang tidak beralasan. Emosi yang tidak jelas dan kejengkelan yang tidak bersebab. 

"Yah, tolong bawa keluar kain yang udah Bunda cuci ya!" pintanya di saat suaminya terburu-buru ke kantor. 

"Maaf, Bunda ... ayah sedang buru-buru harus segera pergi. Hari ini ada pengawasan di kantor" jawab suaminya. 

Sang suami bergegas pergi setelah menyelesaikan sarapannya. Begitu terburu-burunya hingga dia benar-benar lupa menyempatkan diri mencium bayinya hari ini. Dia hanya berkata, "Bunda ... Ayah pergi ya!" Suara terucap beriringan dengan suara pintu depan rumah ditutup.

Bayi mungil bertubuh montok, berkulit bersih karunia Tuhan untuk mereka. Usianya kini baru memasuki sebelas bulan.  Masa di mana dia sedang aktif-aktifnya belajar berjalan. Kehadirannya benar-benar dinanti. Masa-masa sang buah hati masih di dalam kandungan dijaga dan dididik dengan baik. 

***

Kasih berusaha sebaik mungkin menjadi calon ibu. Ia berusaha memperkaya diri membaca berbagai sumber bacaan terkait dengan kehamilan. Ia yang sedang berada di semester akhir perkuliahan harus menjalani pernikahan jarak jauh atau oleh orang-orang jaman now menyebutnya long distance married  (LDM). 

Masa-masa LDM dilaluinya dengan semangat, penuh rasa percaya diri dan dorongan dalam diri yang begitu luar biasa.

Dia begitu antusias melalui hari-hari tanpa suami. Kasih seorang diri di perantauan. Kala itu, Kasih memutuskan tinggal di sebuah rumah kontrakan yang berjarak tidak begitu jauh dari kampus biru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun