Mohon tunggu...
nurul ahdyafahmi
nurul ahdyafahmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya memiliki kepribadian yang bagus

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Musik K-POP terhadap Kesehatan Mental Remaja

28 Januari 2023   23:15 Diperbarui: 28 Januari 2023   23:17 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemajuan ilmu pengetahun dan teknologi mendorong manusia untuk bergerak cepat, aktif, dan kreatif. Hadirnya internet di era modern ini menjadikan semua informasi dan berita masuk dengan cepat dan nyaris tanpa filtrasi. Internet yang sangat mudah diakses oleh semua kalangan menjadikannya seperti kebutuhan pokok hidup bagi masyarakat modern. Dengan kemudahan ini membuat macam ragam budaya dapat dengan mudah masuk ke Indonesia dan memengaruhi generasinya.

Masuknya budaya baru ke sebuah negara bukanlah hal yang baik, namun tidak dapat dikatakan buruk sepenuhnya. Penyesuaian-penyesuaian perlu dilakukan terhadap semua budaya yang masuk agar tetap sesuai dengan prinsip dan landasan negara. Tidak semua kalangan usia di Indonesia siap dengan masuknya ragam budaya baru yang cendrung cepat dan instan ini. Remaja kita cenderung sangat mudah terpengaruh oleh hal baru yang masuk, baik itu dari segi pergaulan, ilmu pengetahuan, dan hal lainnya. tingkat emosi juga sangat mempengaruhi kemampuan individu dalam merespon dan memilah budaya mana yang baik untuk diserap atau budaya yang kurang baik untuk diserap.

Korean wave atau penyebaran global korea merupakan salah satu budaya popular yang digemari oleh generasi muda Indonesia. Penyebarannya melalui banyak media, seperti melalui produk hiburan musik, tayangan drama, dan gaya busana. Fenomena Korean pop (K-pop) dalam aliran industri musik sangat dapat dirasakan dampaknya oleh dunia termasuk Indonesia. Dampak yang dirasakan oleh masyarakat pun beragam, mulai dari dampak positif hingga dampak negatif. Kalangan remaja dan dewasa awal adalah pihak yang paling merasakan dan terpapar Korean wave.

Kecendrungan menyukai hal yang menarik secara visual menjadikan remaja Indonesia sangat menyukai aliran musik K-Pop yang memang pada pemasarannya selain menghadirkan musik yang nikmat juga menyajikan penyanyi yang "cantik" dan "tampan". Terdapat beberapa boyband dan girlband yang digemari oleh remaja Indonesia, diantaranya BTS, EXO, NCT, Blackpink, Twice, Red Velvet, dan lainnya. K-Pop fans biasanya dikenal dengan nama K-Popers. K-Popers cendrung mengikuti perkembangan musik dan karya dari para idolnya, bahkan tidak sedikit yang bergabung dengan suatu komunitas khusus atau yang biasa dikenal dengan fandom.

Tingkat kegemaran yang tinggi dari K-Popers juga cenderung menodorong perilaku para penggemar untuk selalu berusaha mengikuti penampilan atau karakter yang dimiliki oleh idolanya. Tidak jarang sampai ada yang berusaha menyamakan emosi yang mereka rasakan dengan emosi yang dirasakan oleh idolanya. K-Popers juga terkenal sensitif dalam menanggapi isu-isu yang berkaitan dengan idola mereka, K-Popers cenderung agresif dalam menanggapi isu tersebut (Ardis dkk., 2021).

Korean wave yang masuk ke Indonesia tidak bisa lepas kaitannya dengan celebrity worship. Celebrity worship diartikan sebagai suatu hubungan parasosial atau imajinasi satu arah yang dirasakan oleh individu terhadap idolanya dan membuat individu terobsesi dengan idolanya (McCutcheon dkk., 2003). Ada tiga komponen dalam celebrity worship, yaitu:

  • Entertainment social value, mencerminkan aspek sosial dari pemujaan selebriti dengan tanda senang membicarakan selebriti idolanya.
  • Intense-personal feelings, mencerminkan perasaan intens dan kompulsif indivisu kepada selebriti.
  • Borderline-pathological, mencerminkan sikap da perilaku patologis individu sevagai akibat pemujaan terhadap selebriti (Maltbay dkk. dalam Martin dkk., 2015).

Fenomena celebrity worship ini sudah marak terjadi di kalangan remaja Indonesia maupun dunia. Fenomena ini tidak hanya mengganggu bagi masyarakat lain namun juga sudah sampai tahap mengganggu selebriti idola itu sendiri. Istilah "sasaeng" sudah sangat lumrah di dengar di kalangan K-Popers. Sasaeng adalah penggemar yang sangat obsesif dari idola pop Korea, atau tokoh masyarakat lainnya, yang terlibat dalam penguntilan atau perilaku lain yang merupakan pelanggaran privasi. Tak jarang kita temui di internet kasus-kasus dari sasaeng ini yang sebetulnya sudah sangat diluar batas kejawaran norma sosial masyarakat.

Tidak sedikit ditemui remaja Indonesia sangat berusaha untuk meniru idola mereka mulai dari meruabah gaya bicara, gaya berpakaian, dan mengubah pandangan-pandangannya terhadap suatu hal. Perubahan-perubahan ini tidak selalu membawa dampak buruk, namun tidak juga membawa dampak positif. Remaja yang sangat obsesi dan menyukai K-Pop ini tidak jarang menyepelekan karya anak bangsa dan melupakan budaya asli Indonesia.

Selain mempengaruhi gaya hidup remaja, K-Pop juga cenderung mempengaruhi kesehatan mental remaja yang tergolong kedalam K-Popers. K-Popers sering kali tidak ragu untuk membeli barang-barang yang berkaitan dengan idola mereka, meskipun kadang kala barang tersebut tidak digunakan dan kurang manfaatnya dalam kehidupan. Selain menjadikan remaja boros, adanya interaksi serta fan service yang diberikan oleh idola K-Pop kepada penggemarnya membuat K-Popers menjadi  delusi. Sehingga mereka lupa bahwa ada batasan antara penggemar dan idola.

Lupa akan waktu juga menjadi fenomena yang tidak asing ditemui di kalangan K-Popers. Terlalu asik dan tenggelam dalam menyaksikan idolanya secara virtual menjadikan remaja-remaja ini lupa waktu dan menyepelekan aktivitas harian yang seharusnya dilakukan dengan disiplin.

Terlalu bebasnya akses internet di Indonesia dan tidak ada pengawasan dari orang tua menjadikan Korean wave seolah-olah sangat membawa dampak buruk bagi remaja dan anak-anak di Indonesia. Berita-berita pada sosial media dan televisi juga sering menampilkan anak-anak yang seharusnya belum dibolehkan mengakses internet secara mandiri terlalu memuja-muja idola mereka. Dalam beberapa postingan seorang anak sekolah dasar mengunggah positingan pada akun Facebook milik pribadinya dengan deskripsi singkat bahwa Tuhan yang dia sembah adalah Kim Tae-hyung yang merupakan salah satu anggota dari boyband BTS. Hal ini tentu sudah sangat salah dan perlu pengawasan yang lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun