Mohon tunggu...
Nurul Ashri Fathia
Nurul Ashri Fathia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menjadi Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Create (Creative Youth for Tolerance) Art Exhibition: Pameran Karya Seni Toleransi, Keberagaman, Kesetaraan Gender, dan Inklusi Sosial

2 Oktober 2022   22:35 Diperbarui: 2 Oktober 2022   22:52 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Creative Youth For Tolerance (CREATE) atau Kreativitas Orang Muda untuk Toleransi merupakan sebuah program yang dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan dan memperkuat toleransi, bina damai, kesetaraan gender, dan inklusi sosial di sekolah. CREATE menggunakan nilai-nilai kesenian serta budaya dalam menjalankan kegiatan sosial guna mewujudkan tujuan dari dibuatnya program ini. CREATE telah tersebar di tiga provinsi di Indonesia yakni, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Tiga wilayah yang menurut penelitian teridentifikasi tinggi terhadap pelanggaran kebebasan beragama serta sejumlah peraturan daerah yang diskriminatif terhadap perempuan dan minoritas. 

CREATE telah berjalan selama dua tahun di Provinsi Jawa Barat. Selama itu pula tim CREATE telah menjalankan banyak program sosial berbasis seni diantaranya yaitu Kelas Seni dan Budaya Daring oleh Mari Berbagi Seni, Youth Challenge oleh Pamflet, Virtual Art Camp oleh Mari Berbagi Seni, Virtual Exhibition, Yotuh Camp oleh Pamflet, Teacher Training, Lokakarya Kolaboratif, Parent Training and Workshop Phase 1 dan 2, Ruang Ragam Karya oleh Rombalk Media, Provincial Art Exhibition: SAMPURASUN serta Pentas Seni untuk Toleransi dan Perdamaian (PUNTEN). 

Dokpri
Dokpri

CREATE kembali melaksanakan sebuah pameran seni (Art Exhibition) di Griya Seni Popo Iskandar Bandung, Jawa Barat. Pameran ini dilaksanakan selama 4 hari yakni sejak Kamis 22 September- Minggu 25 September 2022 lalu. Pada hari terakhir pelaksanaannya, kami mahasiswa program PMM 2 berkesempatan untuk mengunjungi pameran seni ini. Acara diawali dengan pertunjukan musikalisasi puisi dan live music serta ada pula sebuah pertunjukan pantomim. 

Dokpri
Dokpri

Penampilan pertama ialah pembacaan puisi berjudul Kesenianku oleh Willy, kemudian musikalisasi puisi oleh Zulfa dan Sekala Rama berjudul Domba Peradaban dan puisi kedua yang berjudul Silih. Kemudian Life Music berjudul Lagu Orang Terbuang yang dibawakan oleh Sekala Rama. Pada acara ini juga ditampilkan sebuah pertunjukan seni pantomim oleh Wanggi dengan garis besar cerita yang dibawakan mengisahkan pengalaman sang seniman yang sering menjadi tempat curhat teman-teman dekatnya. Isi curhatan tersebut kebanyakan berkaitan dengan permasalahan yang terjadi dikeluarga mereka, sehingga menginspirasi sang seniman untuk menuangkannya kedalam seni pantomim yang ia bawakan. Pertunjukan ditutup dengan pembacaan puisi yang dibawakan oleh Gresy berjudul Katanya Setara. 

Setelah berbagai pertunjukan seni tersebut berakhir, kami kemudian diarahkan menuju ketempat pameran dilaksankan. Secara garis besar pameran ini berisi karya-karya yang menceritakan tentang pengalaman para siswa SMA yang menjadi target pelaksanaan program CREATE ketika bertemu ataupun berinteraksi dengan orang-orang yang sedikit berbeda kondisi fisiknya dari mereka. Seperti yang tampak pada gambar di bawah ini, yang merupakan kumpulan foto para siswa ketika diwawancarai oleh tim CREATE. 

Dokpri
Dokpri

Pameran ini sangat ramah terhadap mereka penyandang disabilitas seperti tuna rungu, tuna netra, maupun tuna wicara. Sebab dalam pameran ini disediakan alat komunikasi melalui video yang dilengkapi dengan penerjemah bahasa isyarat serta penggunaan huruf braile pada beberapa karya yang memiliki tulisan. 

Dokpri
Dokpri

 Selain itu, setiap orang yang mengunjungi pameran tersebut akan diminta untuk memberi pesan dan kesan mereka setelah melihat karya-karya yang telah dipamerkan diatas sebuah kertas. Kertas yang telah ditulis kemudian akan dipajang di salah satu sudut ruangan agar pengunjung lain juga dapat membacanya.  

Dokpri
Dokpri

Konsep pameran seperti ini masih sangat jarang ditemukan didaerah lain. Padahal, jika dikaji kembali hal seperti ini tentulah merupakan sebuah hal yang baik untuk dilakukan. Sebab hal tersebut menjadi bukti bahwa konsep kesetaraan telah dilaksanakan di berbagai lini kehidupan bahkan hingga ke ruang lingkup yang lebih besar. Walaupun pada kenyataannya diskriminasi terhadap mereka yang memiliki keistimewaan masih kerap kali terjadi disekitar kita. Ruang publik memang tak selamanya ramah bagi mereka, namun tak seharusnya kita menjadi salah satu dari mereka yang melakukan tindakan diskriminasi terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan. 

Jika kita tak menemukan hal baik terjadi disekitar kita, maka kitalah yang harus membuat hal baik itu terjadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun