Mohon tunggu...
Nurul Halizah
Nurul Halizah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Teguhlah dengan pendirianmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terjemah Al Quran dengan Metode Safinda

26 Oktober 2021   19:35 Diperbarui: 26 Oktober 2021   20:01 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Al-Qur'an adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril sebagai wahyu dari Allah swt kepada seluruh umat manusia, untuk dijadikan pedoman dan titik acuan dalam menerangi kehidupan yang penuh dengan lika-liku ketidakpastian. Al-Qur'an diturunkan dalam Bahasa Arab. Oleh karenanya cukup sulit bagi seluruh umat muslim yang terdiri dari berbagai ciri khas bahasa dalam memahami maksud dan pemahaman yang terkandung di dalam Al-Qur'an.

Dalam situasi seperti ini, pentingnya terjemah Al-Qur'an yakni memindahkan bahasa dari bahasa sumber (Bahasa Arab) kedalam bahasa sasaran (bahasa yang dapat dimengerti). Tujuannya tetap kokoh agar orang-orang lebih mudah memahami dan menangkap ulasan pesan-pesan yang terkandung di dalam al-Qur'an sebagai pedoman dalam segala aspek kehidupannya untuk menuju ketentraman dunia-akhirat.

Untuk mencapai kemudahan dalam terjemah Al-Qur'an, metode Safinda berperan dalam mempelajari terjemah Al-Qur'an sekaligus tatanan bahasa Arabnya dengan cara sederhana, mudah dan praktis. Metode ini, menerjemahkan ayat-ayat Al-Qur'an secara kata per kata ditambah dengan memahami tata bahasanya yang menyangkut dalam ilmu nahwu dan shorof. Metode Safinda merupakan suatu Program Pelatihan Terjemah al-Qur'an Safinda (PPTQ Safinda) yang dirintis dan dikembangkan oleh Pondok Pesantren Safinatul Huda Surabaya (disingkat SAFINDA) pada taggal 1 Juni 2006.

Ciri khas dari metode ini adalah terdapat pada media yang digunakan, yakni berupa lembaran-lembaran yang dibendel per juz seraya tulisan ayatnya didesain dengan dua warna berbeda, yakni ada warna merah dan warna hitam. Untuk keterangannya warna merah menandakan bahwa lafadz tersebut belum pernah dipelajari, sedangkan untuk yang warna hitam menandakan bahwa lafadz tersebut sudah pernah disampaikan dan dipelajari. Salah satu manfaat dari desain cetakan tulisan yang berbeda warna tersebut dapat memudahkan penerjemahan dan pengahafalan setiap lafadznya, sebab semakin lama semakin banyak lafadz yang bercetak warna hitam otomatis banyak pula yang sudah dihafal dan dikuasai terjemahannya oleh siswa sehingga meringankan beban pembelajaran terjemah selanjutnya.

Adapun cara atau rangkaian langkah-langkah yang digunakan dalam penerapan Metode Safinda dalam menerjemahkan Al-Qur'an dapat diketahui pada penjelasan berikut:

1. Guru sebagai pembimbing membacakan kata per kata dari ayat-ayat Al-Qur'an dan diikuti oleh siswa.
2. Guru dan siswa membaca kata per kata dari ayat-ayat Al-Qur'an secara bergantian diikuti dengan menguraikan kaidah nahwu dan sharafnya.
3. Siswa yang membaca kata per kata kemudian guru yang mengartikan setiap kata yang dibaca.
4. Semua siswa serentak membacakan dari keseluruhan ayat yang sudah dimaknai/diartikan secara kata per kata.
5. Seusai semua langkah dilakukan guru menunjuk siswa secara acak untuk membacakan kembali materi yang sudah dipelajari sebagai bentuk evaluasi terhadap proses pembelajarannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun