Mohon tunggu...
Nurul Jubaedah
Nurul Jubaedah Mohon Tunggu... Guru - Teacher, writer, traveler, vloger

“Semua orang akan mati kecuali karyanya, maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak". Ali bin Abi Thalib

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peranan Disiplin Positif dalam Sekolah Ramah Anak (SRA)

6 Juni 2022   17:35 Diperbarui: 6 Juni 2022   17:39 2258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peranan Disiplin Positif dalam Sekolah Ramah Anak (SRA)

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Disiplin dalam Sekolah Ramah Anak (SRA) membantu peserta didik mengembangkan pengendalian diri dan membangun citra diri. Peserta didik lebih peduli dengan diri mereka sendiri, dengan orang lain, dan dengan alam semesta. Peduli berarti mampu hidup rukun dan damai. Pendidik menjadi fasilitator yang membimbing anak untuk memahami akibat dari setiap trik dalam aktivitas sehari-hari.

Mewujudkan hak untuk hidup secara bermartabat menuntut partisipasi peserta didik dalam kesadaran sebagai manusia yang bertanggung jawab atas semua pilihannya. Dalam konteks pengasuhan mandiri, hak seseorang untuk hidup bermartabat dibatasi oleh hak-hak lain. Pengembangan perilaku dan kedisiplinan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari dalam lingkungan belajar yang inklusif dan ramah anak merupakan dasar pembentukan karakter sejak usia dini.

Kepribadian mengontrol pikiran dan perilaku individu. Sekolah memegang peranan penting dalam membentuk kepribadian peserta didik, pembentukan kepribadian juga dipengaruhi oleh kata-kata yang biasa didengar dan diucapkan. Kepribadian terdeteksi dalam cara peserta didik berbicara, termasuk bagaimana peserta didik berkomunikasi di sekolah yang ditentukan oleh kepribadian yang ditanamkan, budaya sekolah, dan interaksi dengan lingkungan sekolah.

Pola komunikasi peserta didik di lingkungan sekolah ramah anak. 1) model komunikasi peserta didik dengan guru dan peserta didik dengan rekan kerja memiliki beberapa perbedaan yang berkaitan dengan aspek isi dan hubungan keduanya; 2) bentuk-bentuk utama komunikasi peserta didik denganguru menggunakan komunikasi verbal dan non verbal; 3) sedangkan antara peserta didik dengan teman sebayanya, selain pola komunikasi primer, juga ditemukan pola komunikasi sekunder dimana peserta didik juga berinteraksi melalui media yang menggunakan teknologi komunikasi seperti Whatsapp, Instagram dan media sosial lainnya;

4) bentuk komunikasi dengan guru bersifat positif, sedangkan dengan peserta didik lain ada sisi positif dan negatifnya; 5) rasa nyaman dan keterbukaan membuat pola komunikasi peserta didik dengan teman sebayanya lebih terbuka dibandingkan dengan guru yang cenderung tertutup karena takut, enggan, dan krisis kepercayaan.

Penerapan disiplin positif dapat membentuk karakter anti kekerasan pada peserta didik sebagai salah satu hasil pendidikan anti kekerasan di sekolah. Penerapan disiplin positif  merupakan salah satu kriteria sekolah ramah anak dan dipraktikkan oleh peserta didik dalam bentuk  hukuman yang lebih mendidik dan membentuk karakter seperti shalat dhuha, membaca dan hafalan ayat-ayat Alquran, memungut sampah, membaca buku, membersihkan kelas, dan sebagainya.

Tidak boleh ada hukuman dan sanksi di di Sekolah Ramah Anak (SRA). Disiplin positiflah yang diizinkan misalnya disiplin, tegas, menolong korban, tidak merendahkan orang lain, pokoknya tidak ada kekerasan baik secara fisik maupun verbal karena hal ini akan membentuk perilaku peserta didik. Hukuman dan sanksi akan memberikan perasaaan sedih, minder, marah, kecewa, malu, takut, dan membuat peserta didik menjadi playing victim.

Prinsip Sekolah Ramah Anak (SRA) yaitu, pertama kepentingan bagi anak. Kedua, kelangsungan hidup dan perkembangan. Ketiga, partisipasi dan pengelolaan yang baik. Menurut Deputi Tumbuh Kembang Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada tahun 2015. Perwujudan dari Sekolah Ramah Anak (SRA) memiliki 6 komponen, antara lain :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun