Mohon tunggu...
Nurul Asyifa
Nurul Asyifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Jurusan Pendidika Fisika. Angkatan 2018

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Tematik UPI 2021: Membudayakan Literasi Baca Tulis dan Literasi Numerasi di Lingkungan SDN 1 Cijurey

25 September 2021   06:08 Diperbarui: 25 September 2021   06:32 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa itu literasi? dan kenapa harus literasi?

Menurut Alberta, Literasi ialah kemampuan membaca dan menulis, menambah pengetahuan dan keterampilan, berpikir kritis dalam memecahkan masalah, serta kemampuan berkomunikasi secara efektif yang dapat mengembangkan potensi dan berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat. Secara dasar literasi berawal dari kegemaran membaca. UNESCO menyampaikan beberapa manfaat literasi seperti meningkatkan harga diri, meningkatkan partisipan dalam politik dan kebijakan public, serta dapat berdampak pada kemampuan individu untuk mencapai sesuatu.

Pada Forum Ekonomi Dunia tahun 2015 di Davos (21-24 Januari 2015) disepakati bahwa setiap negara harus mendorong, menguatkan dan mengembangkan enam literasi kepada seluruh warganya yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi dinansial, dan literasi budaya dan kewargaan. Hal ini dikarenakan bahwa pendidikan dan literasi adalah bagian dari pembangunan manusia yang dapat membuka jalan untuk memutus mata rantai kemiskinan di masyarakat.

Meski begitu, terdapat kondisi yang sangat miris mengenai literasi di Indonesia. Central Conecticut State University dalam publikasinya tentang The World’s Most Literate Nation 2016 menempatkan literasi Indonesia pada urutan ke-60 dari 61 negara yang diteliti. Sementara itu riset Perpusnas 2017 menunjukkan frekuensi membaca orang Indonesia rata-rata 3-4 kali per-minggu, dan lama waktu membacanya per hari hanya 30-59 menit, dengan jumlah buku yang dibaca rata-rata 5-9 buku pertahun. Dengan rendahnya membaca inilah mengakibatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia rendah yaitu berada 113 dari 188 negara.

Oleh karena itu, Universitas Pendidikan Indonesia berkontribusi menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi dan Rekognisi MBKM Pusat Prestasi Nasional untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam membudayakan literasi. Kegiatan KKN Tematik ini merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia khususnya pada semester 6. Salah satu mahasiswa UPI yaitu Nurul Asyifa dari jurusan Pendidikan Fisika dengan dosen pembimbing Ibu Dr. Wina Nurhayati Praja, M.Pd melaksanakan KKN Tematik ini yang berlokasi di SDN 1 Cijurey Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kegiatan tersebut dimulai pada tanggal 26 Agustus sampai dengan 26 September 2021.

Banyak sekali kegiatan yang dilakukan pada KKN ini diantaranya yaitu pendampingan siswa yang sedang belajar daring, pendampingan orang tua yang sedang mendampingi anaknya, membantu administrasi guru, membantu penguatan pembelajaran daring dan lainnya. Salah satu program yang diunggulkan yaitu membudayakan kembali literasi. Literasi yang saya angkat pada KKN ini yaitu membudayakan literasi membaca yang sempat terhenti dua tahun belakangan ini dikarenakan pembelajaran yang belum efektif di masa pandemi ini. Pada Bulan September 2021 ini, SDN 1 Cijurey alhamdulillah kembali memulai pembelajaran tatap muka dengan jumlah siswa hanya 50 % dari biasanya dan dengan waktu yang sangat terbatas.

Saya mengoptimalkan waktu yang sedikit ini dengan menambahkan program yaitu membaca buku kesukaan siswa masing-masing selama 10 menit sebelum pembelajaran inti dimulai. Terlihat dari wajahnya, siswa sangat antusias kembali melihat buku-buku yang beragam diperpustakaan yang dua tahun ini tidak difungsikan. Siswa memilih satu buku kesukaannya masing-masing di luar buku pelajaran. Setelah selesai di baca selama 10 menit, buku tersebut di kembalikan kembali kesuatu wadah buku yang sudah tersedia. Barulah ketika mereka masuk esok hari siswa kembali dapat membaca buku kesukaannya tersebut.

Setelah dilakukannya program pembiasaan literasi membaca buku tersebut, saya menemukan survey bahwa sebanyak 90% siswa sangat tertarik dengan buku yang ia baca dan sebesar  100% siswa menyatakan senang dengan program literasi membaca. Saya berharap dengan program ini menjadi langkah awal generasi Indonesia untuk cinta membaca sehingga mewujudkan Indonesia yang maju dan unggul dalam segala hal.

Kondisi yang sangat miris juga dimana terdapat siswa yang masih kurang dalam masalah perhitungan misalnya penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. Oleh karena itu, tidak hanya membudayakan literasi membaca saja tetapi membudayakan literasi numerasi juga. Saya pun mengajarkan kepada siswa trik-trik dalam penyelesaian matematika seperti cara cepat menghitung perkalian, cara mudah penjumlahan, pengurangan, dan perkalian pecahan, persen, dan desimal. Apalagi di kelas 5 ini akan melaksanakan Assessment Kompetensi Minimum atau yang sering disebut dengan AKM. Siswa melaksanakan simulasi AKM menggunakan komputer secara bergantian, dan saya pun terlibat dalam mendampingi siswa dalam simulasi tersebut. 

Nurul Asyifa

1802418

Pendidikan Fisika

Kelompok 10

DPL : Dr. Wina Nurhayati Praja, M.Pd

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun