Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ternyata Dendamku Masih Ada hingga di Persimpangan Jalan

23 Oktober 2021   16:00 Diperbarui: 23 Oktober 2021   17:19 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi:  soundcloud.com/kurniawan-hartanto

Hingga pada akhirnya pada pada suatu malam yang penuh dengan bintang orang tuanya mengajak bicara dan dikatakannya kalau dirinya akan diajak melamar Sarni selasa lusa. Sarno ingat betul saat melamar sarni, keluarganya di terima oleh Sunarto kakak Sarni yang sekarang kakak iparnya menjadi petinggi di desanya.

Dan sekarang  dalam hati Sarno sangat enggan untuk pergi ke rumah kakak iparnya yang juga petingi di desanya. Bukan sungkan atau tidak akrab dengan keluarga istrinya. Karena sebelumnya dirinya sangat baik bahkan menganggap keluarga Sunarto kakak iparnya, seperti keluarga sendiri.

Perasaan masygulnya datang lagi seperti sikap dingin Sarni kepadanya. Kejadian itu bermula empat tahun lalu kala pilihan lurah di desanya. Kakak iparnya sebenarnya bukan menjadi calon tetapi hanya menjadi tangan kanan petinggi sebelumnya yang pada pilihan saat itu mencalonkan kembali. 

Tetapi semua orang dibuat kaget karena diujung pendaftaran resmi si mantan lurah tidak mendaftar kembali malah Sunarto kakak iparnya yang didorong untuk menggantikannya.

Udara masih membawa sisa-sisa embun pagi seharusnya segar di paru-paru mungkin karena penyakit bengeknya sehingga terasa sesak di dadanya. Sarno berjalan selambat jalan siput, seperti merayap. 

Mungkin bisa dihitung satu menit hanya tiga belas langkah. Kalau istrinya tahu mungkin akan didorongnya atau bahkan akan ditarik tangannya agak cepat sampai ke rumah petinggi. kalau saja Tuhan punya kehendak lain agar ada kejadian dirinya tidak sampai ke rumah saudara iparnya itu maka kesempatan itu akan di pilihnya.

Bukan masalah sebenarnya jika kaka iparnya itu yang terpilih  menjadi lurah, bahkan dirinya akan sangat senang. Namun caranya yang menjadi lurah itulah yang membuat dirinya antipati, bagaimana bisa masuk nalar hanya karena dia menjadi pemimpin masjd di desanya menghemebuskan isu jika tidak memilih dirinya maka tidak akan di sholatkan, bahkan lebih membuatnya meradang adalah dilarangnya anggota jamaahnya untuk menagadakan rangkaian acara tahlilan.

Sebenarnya Sarno tidak mempermasalahkan cara yang dibuat kakanya untuk menarik simpatisan itu. karena Sarno lebih percaya jika setiap orang mati pasti sudah takdirnya ada tempatnya. 

Mungkin di kubur di pemakaman umum di desanya, mungkin di makamkan di daerah lain, atau dikremasi, bahkan dilarung di laut dirinya tidak tahu. Tetapi Sarno yakin jika dirinya masih percaya Tuhan dan tidak pernah merugikan orang lain masalah  itu sudah ada yang mengatur.

Hanya saja cara saudara iparnya  yang mencampurkan agama untuk pilihan lurah itulah yang sangat menyesakkan dada. Dan entah memang takdirnya atau menjadi korban, saat itu pamannya meninggal para tetangganya enggan untuk mengurusi mayatnya terlebih membawa jenazahnya ke masjid untuk di sholati, padahal semua orang tahu pamannya adalah imam mushola di lingkungan. 

Hanya karena beda pilihan banyak yang enggan untuk mengurusi jenazahnya. Karena sudah terlalu lama mayat berada di rumah akhirnya dirinya dan beberapa orang yang mengurusi jenazah dan menyolatkannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun