Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perjalanan Mistis Agil

15 April 2021   16:09 Diperbarui: 15 April 2021   16:16 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : Ceritaa-misteri.blogspot.com

Tiba-tiba Agil menjadi termangu bukankah dirinya hidup pada zaman mobil listrik, sementara sekarang dirasakan adalah seperti hidup di zaman kuda yang jadi alat berkendaraan. Antara batas kesadaran masa lalu yang masih samar dan kenyataan yang dihadapi membuatnya hanya memandang dengan tatapan nanar. Dan langkah mereka berhenti ketika ada seseorang yang memanggilnya.

"Pangeran... Pangeran Jasari, ini saya Yuyu Rumpung." Dirinya mencoba lebih dekat lagi dengan Pangeran Jasari agar kata-katanya bisa di dengarnya. Dan usahanya berhasil, Pangeran Jasari menolehkan pandangannya ke arahnya.

"Ya Wo,.. . " Kata Pangeran Jasari singkat, sambil membalikkan tubuhnya. Jesari sering memanggil petinggi ini dengna sebutan Wo alias Siwo untuk menggantikan paman.  Dan itu panggilan Yuyu rumpung  yang selalu dipakainya sejak Jasari kecil.

Dan Agil melihat jika Jasari  mengambil nafas panjang kemudian melanjutkan keresahannya, "Paman sebagai lelaki aku sebenarnya harus menolak pernikahan ini. Karena dari awalnya aku sudah tahu kalau Rayung Wulan sudah berniat menolakku."

"Mengapa Pangeran bisa berkata begitu?" Kata Yuyu Rumpung sambil mendekati tempat berdirinya dengan Jesari.

"Cobalah Wo Yuyu Rumpung pikir, syarat yang dipakai agar terkabulnya perjodohanku adalah mendatangkan pusaka  andalan Mojosemi. Padahal tidaklah mungkin itu terjadi tanpa peperangan paling tidak pertumpahan darah. Dan memang terbukti bukan ada pertumapahan darah? Paman Condong Majeruk harus menghembuskan nafas untuk mendapatkan pusaka Kuluk Kanigoro dan Keris Rambut pinutung. Dan Wo... ada hal lain lagi yang membuat aku yakin ini adalah penolakan secara halus.  Bagiamana mungkin mungkin mendatangkan seperangkat gamelan yang bisa datang sendiri?" Kata Jasari sambil melihat kunang-kunang yang mulai tampak satu dua menimbulkan cahaya kelap-kelip seperti bintang

"Namun Pangeran, Ayahanda adalah seorang Adipati yang menguasai wilayah luas dari ujung tapal batas pajajaran hingga ujung timur Juwana. Apakah harus menolak suatu permintaan dari calon besan. Saya rasa beliau sangat bijaksana dengan menjodohkan Pangeran dengan Putri Rayung Wulan daripada mengajak perang yang pasti akan jatuh korban." Suasana hening sesaat sebelum Yuyu Rumpung melanjutkan kata-katanya "Mari Pangeran, saya hantar menghadap ke Ayahanda"

"Ya Wo, nanti setelah bebersih tubuh saya akan menghadap ,"

Agil melihat kemurungan yang ada pada wajah Jasari. Mungkin dirinya akan  mempunyai pendapat sama, tidaklah pantas seorang dijodohkan dengan orang lain. Namun dirinya juga bimbang jika menjadi seorang anak pejabat yang harus dijadikan tumbal. Mungkin tujuan kepentingan lebih menjadi pertimbangan orang tua Jesari.  

"Lur, orang itu  tadi yang namanya Yuyu Rumpung?" Tanyaku hanya ingin minta penjelasan.

"Ya lur,  nanti kamu akan saya ajak ke Balairung menemui Romoku, dan pembesar-pembesar Parang Garuda, dan boleh kamu memakai baju yang aku miliki."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun