Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Peneroran di Candi Borobudur hingga Menembaki Polisi di Mabes Polri

1 April 2021   15:38 Diperbarui: 1 April 2021   15:41 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: pixabay.com

Menilik usia teroris wanita yang menembaki secara asal di Mabes yang masih berusia baru 25 tahun. Mengindikasikan dengan jelas jika regenerasi di kelompok sempalan-sempalan organisasi yang dinyatakan sebagai teroris oleh pemerintah masih eksis dan membuat sel-sel baru. Bahkan tidak tanggung-tanggung yang disasar adalah para milenial.

Kelemahan aparat mengawasi setiap gerakan teroris yang selalu kucing-kucingan dengan masyarakat umum bahkan bisa mengelabui organisasi keagamaan NU atau Muhammadiyah bisa dipahami. Sebab doktrin yang sangat hati-hati ketika membangun jaring-jaring pengaruh sangat dihitungkan oleh pra pemimpinnya. Sebagai contoh saja ZA yang ditembak di Mabes Polri pastilah orang tuanya tidak tahu apa yang telah dilakukan oleh anaknya.

Akar yang kuat dengan sel-sel yang selalu aktif bergerak seolah menyembunyikan jati diri dengan bisa menampilkan wajah yang diterima masyarakat Indonesia yang selalu permisif adalah senjata utama mereka. Ketika seorang teroris yang telah melakukan amaliahnya atau mati dengan melakukan bom bunuh diri bahkan bisa juga menyerang pihak keamananan yang dianggap thogut maka sikap pembelaan dan menyanjungnya akan muncul.

Sebenarnya menjadi terkenal dengan suatu tindakan teror adalah tujuan mereka. Dengan menjadi bahan pembicaraan oleh media sosial bahkan menjadi Headline berita telivisi adalah hal yang memang diinginkan. Traumatic yang timbul dimasyarakat akan selalu dijaga oleh para teroris ini. Jikalau masyarakat sudah tidak percaya lagi karena masyarakt sudah takut, trauma dengan kejadian teror-teror. Selanjutnya teror yang lebih besar pun siap diadakan.

Jika dihitung dari tahun 1981 artinya sudah lebih 40 tahun negeri ini membiarkan terorisme ada. Bahkan mungkin juga jika dihitung mundur lagi lebih banyak terror yang ada sejak negeri ini merdeka. Dan tugas pihak keamanan seolah-olah bukan menutup krannya tetapi hanya menyediakan tempat untuk kebocoran yang terjadi.

Bahkan jika perlu tidak hanya menutup krannya agar tidak bisa mengalir lagi, tetapi menutup sumbernya agar tidak ada lagi air yang bisa keluar. Begitu kira-kira keinginan dari anak negeri yang gemes-gemes marah dengan teorisme. Wassalam. ..   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun