Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Mimpi United untuk Juara Premier League dan Mendatangkan CR 7

7 Februari 2021   20:53 Diperbarui: 7 Februari 2021   21:25 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: bolasport.com

Manchester United mendapat halangan dari Everton dengan hasi akhir draw 3-3. Adil bagi Everton namun sangat tidak adil bagi Manchester United yang sudah memainkan laga ke-23 nya dengan poin 45, di saat anak asuh Ole Gunar Solskjaer harus  mengejar klub tetangganya, Manchester City yang sudah mengemas nilai 47 dari 21 laganya. 

Artinya sangat jelas United semakin berat ketika harus adu lari dengan anak asuh Pep Guardiola itu. karena hitungan di atas kertas City cukup bermain draw saja United tetap akan tertinggal apalagi bisa memenangi dua pertandingan sisa yang dimilikinya maka 8 angka bukan hal yang mudah untuk diraih di pertandingan berikutnya.

Bruno Fernandes pengatur ritme serangan United jelas mencak-mencak dengan hasil imbang itu. karena semakin menanjak saja beban psikologis yang harus dihadapi oleh timnya untuk merengkuh piala liga inggris tahun ini. Hampir sama periode tahun tiga tahun City begitu mendominasi liga Inggris sebelum tahun 2020 ketika Livepool yang berhasil mengkudetanya. Tahun-tahun itu rasanya City lari sprint sendirian di depan.

Sementara untuk tahun ini LIverpol dengan poin 40  yang diharapkan melanjutkan trennya mengganggu City masih terpaku di peringkat empat di bawah Leicester yang sudah mengemas nilai 42. Nilai yang tidak terpaut jauh sebenarnya dengan peringkat ke tiga, namun Leicester di bawah pelatih Brendan Rodgers yang juga pernah menukangi Liverpool tidaklah bisa dianggap sembarangan. Lantas apakah tim-tim lain akan membiarkan City akan melenggang sendirian? Jelas tidak.

Masih ada kurang lebih tujuh belas pertandingan dan nilai maksimal seandainya satu tim bisa menyapu seluruh pertandingan yang tersisa adalah 51 poin. Paling tidak kalah lebih dari dua kali kemudian tidak bermain imbang maka harapan untuk memenangi juara musim ini terbuka lebar. Hanya saja banyak draw akan lebih banyak dimiliki oleh Manchester Unitd. Satu bukti yang bisa dikatakan pembenaran adalah ketika tim ini menghadapi tim yang solid dan punya nama akan lebih banyak draw. Misalnya ketika menghadapi Arsenal dan Everton.

Padahal ketika menghadapi tim sekelas Liverpool bisa mengalahkannya, meskipun di piala FA. Paling tidak ada kecenderungan ada perilaku seperti roller coaster si Setan Merah Ini. Kadang naik selanjutnya turun pun tidak kalah cepatnya. Membuat penggemarnya merasa gemas-gemas ingin meremas-meremas. Karena jelas, keinginan untuk menjadi kampiun di tahun ini hanya membuat harap-harap cemas.

Satu kekalahan di kandang ketika melawan shefield United yang nota benenya adalah si juru kunci. Kemudian seri dengan si Meriam London Arsenal, dan yang terakhir nasib masih baik ada pada United kala menjamu anak asuh Don Carlo, Everton bisa berbagi poin satu.  Melihat permainan yang diperagakan oleh barisan tengah Setan Merah sebenarnya sudah sangat rancak. Namun kurangnya figur yang kokoh di depan maka  pemain lawan akan leluasa bermain hingga jantung pertahanan United.

Bukan barang aneh menurut saya, setiap pemain depan yang punya karakter kuat akan menjadi pusat perhatian pemain belakang lawan untuk menjaganya. Meskipun pemain itu  tanpa bola sekalipun, akan selalu di perhatikan gerakannya. Karen sosok seperti ini ketika lepas pengamatan setengah menit saja kemudian diberi bola oleh pemain tengah atau belakang maka kemungkinan untuk mencetak gol itu sudah pada kisaran 70%.

Dan andikan saja united mempunyai sosok seperti itu maka akan bisa sprint dengan cepat. Coba bandingkan dengan City yang mempunyai Bruyne si pembuka hutan dan si Aguerro si ekskutor yang kuat di area penalti lawan. Di United sosok Bruno masih angina-anginan, kadang bermain bagus kadang susah diterka apa maunya. Sementara Marcus Rashford pun untuk bermain stabil baik sangat susah atau paling tidak jangan  bermain di bawah performa juga masih angina-anginan. Dan andaikan saja dalam musim transfer musim depan berani mengambil pemain sekelas Ronaldo akan beda ceritanya. Namun jelas di usia yang sudah tidak muda lagi dan harganya yang sangat tinggi mungkin menjadi pertimbangan lain.

Untuk Ronaldo yang dilahirkan pada tanggal 5 Februari 1985 alias sudah berusia 36 tahun ini bisa dibilang sudah tua untuk ukuran pemain sepak bola. Karena sudah demikian banyak pemain yang seumuran pemain CR 7  sudah melalang buana mencari  klub yang kurang  tantangannya. Seperti di Amerika atau Hongkong. 

Namun ternyata kalau ada pembaca ada yang melihat CR 7 bermain yang dibelanya sekarang yaitu Juventus melawan Roma dengan hasil akhir 2-0. Dan salah satu dari gol itu adalah hasil tendangannya. Maka pasti akan mengatakan jika Ronaldo tidak pernah berubah cara bermain bolanya. Kalau bahasa kekinian, usia hanyalah kumpulan angka-angka, karena masih sama saja mudanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun