Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Boleh(kah) Vaksinasi Mandiri?

25 Januari 2021   11:14 Diperbarui: 25 Januari 2021   11:41 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : pikiran-rakyat.com

Jarang ada manusia di permukaan planet bumi ini akan senang melihat pada bagian tubuhnya menerima benda lain yang disangkanya akan menyebabkan dirinya sakit. 

Apalagi dengan kesengajaan melihat suatu benda meskipun sangat kecil hanya dalam ukuran kurang dari satu milimeter. Meskipun niat untuk memasukkan benda ke dalam tubuh yang dinamakan jarum suntik itu adalah untuk kebaikan. Karena pasti nalurinya akan mengatakan jika pekerjaan memasukkan benda kecil ke tubuh  itu akan membuat tubuhnya merasa tidak nyaman. Kemudian instingnya akan mengatakan. Tolak!

Kira-kira ada pikiran apa yang berkelebat kala mendangar kata disuntik? Ada yang bilang, "Ah biasa saja." Karena dirinya sudah terbiasa disuntik atau memang tidak takut dengan benda kecil ini. Tetapi ada juga orang yang akan disuntik harus dipegang oleh tiga orang atau lebih agar dokter atau orang yang bertugas bisa melaksanakan penyuntikkan.

Sehingga kesiapan untuk  menerima hal baru yang sebenarnya di atas kertas bisa dilaksanakan dengan mudah akan menjadi pekerjaan yang rumit. karena memang kenyataan yang saya alami pun akan timbul pikiran takut, padahal untuk tubuh ditusuk jarum sering saya rasakan ketika donor darah, suntik elbow, suntik shoulder karena keseringan olah raga. padahal sakitnya tidak sepeti sakit hati..hehehehe

Untuk orang yang takut disuntik  ketika ada program vaksinasi Covid-19, jauh hari sudah menetapkan hati untuk berani karena ada kesadaran dalam diri untuk memperkuat imun agar dirinya dan orang lain tidak terjangkit virus Covid-19. Permasalahan akan sedikit ada jika yang akan divaksin adalah orang yang sudah phobia, takut, dan tidak mau divaksinasi. Atau ada  juga adanya suatu kepercayaan jika memberikan vaksin ke tubuh adalah melawan kehendak Tuhan-Nya. Bahkan hanya karena perbedaan politik enggan untuk divaksinasi.

Kekompleksitasan hambatan vaksinasi bukan masalah yang mudah untuk diurai benang kusutnya. Meski jelas vaksinasi adalah bentuk pengentasan masalah dari pendemi Covid-19 namun jika obyeknya atau manusianya saja sangat sulit untuk diberi himbauan bukankah tidak mungkin meninggalkan mereka karena mereka yang menolak adalah bagian dari masyarakat juga.

Ketercapaian herd imunity adalah mutlak karena memang itu tujuan dari vaksinasi ini. Sungguh sangat baik jika ada yang menginginkan Vaksinasi mandiri. Orang-orang seperti inilah yang harus didorong untuk bisa meneruskan niatnya untuk menjadikan program vaksinasi nasional yang memakan waktu yang panjang dan memerlukan dana yang besar sedikit banyak terbantu.

Dikutip dari DetikHealth.com, 19 Oktober 2020 oleh Bambang Heriyanto Corporate Secretary PT. Bio Farma (Persero), "Produksi bulk dari Sinovac kami sudah coba hitung dan tujuannya tetap tidak memberatkan pemerintah. Kisarannya di Rp 200 ribu. Itu masih kisaran ya, mudah-mudahan bisa lebih murah lagi," Rp.200.000 sangat tidak berarti jika dibanding dengan kekayaan yang dimiliknya.

Jikalau dalam keluarga itu ada lima, satu juta rupiah dalam satu vaksinasi. Padahal untuk vaksinasi Covid-19  ini harus dilakukan dua kali maka orang yang ingin bervaksinasi mandiri harus merogoh kocek dua juta rupiah. Sekali lagi untuk orang yang kaya atau paling tidak orang yang ingin didahulukan divaksinasi nominal tersebut bukan jumlah yang banyak.

Jikalau orang tersebut tidak bersosialisasi mungkin bisa menjadi jalan terbaik untuk tidak terjangkit Covid. Tetapi kenyataannya di Indonesia tidak melakukan lockdown, sehingga orang tidak bisa bebas keluar rumah sesukanya, bahkan lebih cenderung untuk tetap membuka orang untuk melakukan kegiatan sosial. Sehingga meskipun orang tersebut sudah divaksinasi namun kalau orang di sekitarnya belum divaksinasi semua maka hanya akan mendatangkan kemubadziran.

Lantas apa tidak perlu didukung orang yang ingin beravaksinasi mandiri? Orang yang berniat baik harus didukung. Asalkan saja orang yang ada di sekitarnya, karyawannya, juga turut serta untuk  didahulukan tentunya dengan orang yang beritikad baik itu. Misalkan lagi, orang di lingkungannya  ada 100 orang  dan karyawannya ada 500. Jadi kurang lebih 240.000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun