Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dari Raffi Ahmad hingga Dr. Ribka, Apa Maumu?

15 Januari 2021   15:27 Diperbarui: 15 Januari 2021   15:35 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustras : lifestyle.kompas.com

Raffi Farid Ahmad atau lebih terkenal dengan nama Raffi Ahmad adalah salah satu dari deretan orang pertama yang divaksi Covid-19 selain Presiden Joko Widodo. Dari fakta ini betapa tinggi kepercayaan yang diberikan oleh Negara kepada orang yang bukan berkedudukan sebagai pejabat untuk divaksin dengan banyak maksud dan kepentingan tentunya. Diantaranya memberikan kepercayaan kepada masyarkat Indonesia jika vaksin itu memang diperuntukkan untuk semuanya.

Terlebih  Raffi Ahmad adalah pesohor yang mempunyai banyak penggemar tentunya dengan memvaksin dia untuk pertama kalinya akan memberikan pandangan positif di masyarakat. Vaksin gratis yang mungkin menurut Raffi Ahmad (RA) kalau dirupiahkan bisa saja dibeli, namun dengan kesediaannya untuk divaksin secara gratis memang hal itu akan lebih penting mengena sebagai corong dan publikasi akan adanya vaksin yang sudah dimulai di Indonesia.

Namun yang terjadi setelah pemberian vaksin kepada Raffi Ahmad untuk sebagian kelompok pengundang yaitu Sean Gelael pada hari Rabu malam, 13 Januari 2021 mungkin dinaksudkan hanya sekadar kumpul-kumpul para artis semisal Gading Martin, Nagita Slavia, Anya Geraldine dan lainnya (merdeka.com, 14 Januari 2021). Namun bagi publik akan menanggapi secara berbeda.

Perebedaan itu juga disebabkan pada masa yang sulit karena pandemi orang yang sangat digadang-gadang bisa memberikan pengaruh agar masyarkat luas sudi untuk divaksin tetiba berkumpul dalam suatu party kemudian abay dengan protokol kesehatan. Abay menggunakan masker, abay menjaga jarak. Sungguh suatu perilaku yang sulit untuk diterima, meskipun pada kesempatan lain Raffi Ahmad sudah meminta maaf.

Disaat pemerintah sedang giat mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi dengan mengajak Raffi Ahmad pada hari Rabu, 13 Januari 2021 kemudian Ariel Noah pada 14 Januari 2014 di Jawa Barat atau pegiat kesehatan dr. Tirta. Sekali lagi tujuan itu adalah sangat jelas agar semua lapisan masyarakat nyaman untuk  mengikuti seluruh rangkaian kegiatan vaksinasi tanpa harus ada tindakan paksaan meskipun dalam undang-undang kekarantinaan kesehatan memungkinkan untuk dilakukan kegiatan yang represif.

Setelah kesalahan yang mungkin tanpa diduga oleh Raffi Ahmad itu para pendukung Muhamma Rizieq Sihab (MRS) lewat kuasa hukumnya Azis Yanuar meminta  agar RA diproses sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku. Karena datang sebagai tamu dan berkumpul dalam suatu pesta. Meski oleh pihak penyelenggara party terbatas itu tidak lebih dari 30 orang yang datang.

Bagaimana pun juga celah kelalaian meskipun hanya sedkit itu tetap saja akan menjadi perbincangan orang banyak. Kalau saja RA bisa mengotrol diri untuk tidak menghadiri undangan tersebut pihak oposisi tidak akan mempunyai banyak celah untuk mengkritik vaksinasi yang akan memakan waktu lebih dari satu tahun.

ilustrasi : news.detik.com
ilustrasi : news.detik.com
Namun semuanya telah terjadi karena ketika memberi kepercayaan kepada publik figur untuk dijadik role mode pasti konskewensi adanya pantauan publik akan sangat terbuka. Karena apa pun yang dilakukan oleh RA akan selalu dipelototi. Bahkan sayangnya juga karena unduhan-unduhan itu juga berasal dari kalangan-kalangan mereka sendiri entah disengaja atau memang keceplosan. Tetapi intinya mereka ingin happy saja, tanpa sadar jika di tengah mereka ada seorang yang sedang dijadikan duta untuk memasyarakatkan vaksin Covid-19.

Tidak hanya RA yang dipercaya oleh Jokowi untuk dijadikan Role Mode alias orang yang mungkin dianggap bisa memberi pengaruh besar atas keberhasilan vaksinasi namun selang beberapa jam sudah melakukan blunder. Namun Dr. Ribka Tjiptaning Proletariyati anggota DPR RI dari fraksi PDIP yang juga memberikan suara sumbang terhadap vaksin yang sudah diberikan kepada Jokowi.

Sehingga terasalah jika niatan untuk memulihkan pandemi dengan vaksin itu pun juga berat. Bukan hanya permasalah virus yang sangat berbahaya namun juga dari lingkungan pemerintah sendiri koor untuk tidak sepakat sangat banyak. Terlebih dengan golongan-golongan yang selalu berada di pihak oposisi pasti akan berada pada pihak untuk tidak menerima.

Baik RA maupun Ribka yang datang dari ring Jokowi tinggal memberikan pilihan yang terbaik untuk segera menyelesaikan pandemi ini dengan satu sikap nyata bukan hanya statemen. Karena untuk waktu ke depan rakyat yang lebih miskin dan lebih membutuhkan sudah antrian untuk mendapakan giliran. Jikalau Dr. Ribka yang memilih untuk tidak divaksin tidak masalah. Hanya saja pemerintah harus tegas pada orang-orang semacam ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun