Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sandya Kala di Kadipaten Parang Garuda (Tamat)

19 Desember 2020   05:28 Diperbarui: 19 Desember 2020   05:58 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : infobaru.id

"Singopadu, mari selesaikan urusan kita tidak perlu seperti anak kemarin sore bermain kucing-kucingan keluarkan senjatam!" kata Yuyu Rumpung sambil mengeluarkan keris dari sarungnya. Singopadu hanya tersenyum perangkapnya telah berhasil. Jikalau Yuyu Rumpung sudah dalam keadaan marah maka akan terbuka banyak sekali kelemahan padanya.

"Yuyu Rumpung, kamu memang sangat hebat di Parang Garuda, namun di sini. Kamu mengendalikan kuda saja tidak bisa," pelan-pelan Singopadu mengeluarkan keris yang sangat jarang dikeluarkan dari sarungnya. Ia tahu juga kalau Yuyu Rumpung masih Yuyu Rumpung orang yang banyak akal dan muslihat.

Tanah datar dipenuhi rumput ilalang, Gunung Muria dari kejauhan hanya terlihat puncaknya yang kali ini entah kemana kabut yang selalu menyertainya. Hari  sangat kering karena jilatan matahari  seakan memberikan hawa panas pada dua anak manusia lebih berani lagi mencabut nyawa ciptaan Tuhan.

Tidak ada lagi ukuran dosa, hanya dendam dan keinginan  rumput-rumput sudah menjadi lusuh karena injakan kaki dua  manusia yang tengah menyabung nyawa. Mata disipitkan mencari celah yang kosong, pada teriak rajawali dari jauh jelas ada isayarat yang ingin disampaikan.

Dan benar, bersamaan angin yang pelan dan melenakan tetiba ada gerakan sekilat nanar elang Singopadu telah menghujamkan kerisnya. Tidak dalam, tetapi senjata yang telah dipenuhi dengan segala bisa cukup membuat Yuyu Rumpung membelalakkan matanya dan tangan menggapai-gapai seakan ingin menyuruh malaikat pencabut nyawa untuk pergi.

Singopadu dari tempatnya yang agak jauh hanya bisa melihat pasukan Carang Soka masih dalam formasi di sebelah sungai. Sementara itu debu-debu tebal dari arah selatan yang menandakan pasukan Parang Garuda telah mendekati. Ia hanya berharap semoga saja Kembang Joyo tidak terpengaruh untuk menyeberangi sungai karena pasti ia akan mendapat kabar juga jika Yuyu Rumpung telah gugur.

Meskipun kabar itu menyenangkan dan membuat pasukan berlipat-lipat kekuatannya namun dalam perang ini Yudhapati adalah orang yang mempunyai kemampuan olah kanuragan yang cukup baik.

Bertahan di samping sungai akan menguntungkan karena musuh harus menyebarangi sungai. Hanya itu pertahanan yang dimiliki Oleh Adipati Puspa Andung Jaya. Hanya siapa yang akan masuk perangkap itulah ya akan menjadi pecundang. Perlahan dirinya segera menyuruh pasukan yang menyertainya untuk melakukan sesuatu, dan rencana terakhirnya akan membawa kemenangan telak untuk Carang Soka.  
****      
Senja mulai merangkak turun bayang pun sudah sepanjang badan sore pun akan menyambut, dan burung-burung pemakan bangkai sudah berterbangan di atas pinggir sungai yang memisahkan Carang Soka dan Juwana.

Adipati Yudhapati masih merencenakan sesuatu, dirinya harus berpikir keras untuk membawa pasukannya menyeberangi sungai yang demikian luas dan lumayan dalam meskipun hanya dua tombak dalamnya sungai yang di tengah namun jelas akan menghambat pergerkan pasukannya.

Kalau pasukan diajak memutar ke arah selatan dan mencari aliran sungai yang tidak deras dan dangkal, maka pasukannya akan memerlukan waktu setengah hari perjalanan. Bahkan ketika sampai pun pasukannya sudah terlalu lemah. Di tengah kebimbangannya itu tetiba ada prajurit utusan dari Carang Soka yang ingin menghadap.

Ternyata prajurit itu membawa surat dalam daun lontar yang dimasukkan dalam bumbung bambu kecil. Segera dibuku dan dibacanya, Yudhapati hanya tersenyum. Segera ia menyuruh prajurit untuk memberikan daun lontar untuk menjawabnya. Setelah ditulis jawaban dimasukkan lagi balasannya ke bumbung yang sudah disediakan pembantunya. Prajurit Carang Soka itu pun pergi memacu kudanya membawa balasan dari Yudhapati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun