Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kamu Menyamar pun Saya Tahu...

20 Oktober 2020   15:20 Diperbarui: 20 Oktober 2020   16:04 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sandya Kala di Parang Garuda
X

Sinar mata seseorang akan selalu menyiratkan gejolak perasaan dari  sanubari  terdalam. Hanya sedikit dari mereka  yang dapat mengendalikan kesedihan dan kegembiraan yang sedang dirasakan.  Gurat kekecewaan tergambar jelas di mata  ibunda Rayung Wulan. 

Kemudian dari mata yang penuh kecewa itu membuat  wajahnya yang sudah tergurat sedikit keriput kini dikerutkan sehingga sangat jelas lekuk keriput di keningnya dan di kedua sudut matanya. 

Ternyata selama ini putrinya sangat pandai menyimpan perasaannya. Putrinya  yang selalu ceria dan berterus terang kepadanya dalam segala hal mampu menyembunyikan kekasih hatinya dalam sudut yang paling sepi. Hingga dirinya sebagai ibunya mengira Rayung Wulan  tidak menyimpan apa pun dari dirinya.  

Betapa dirinya sangat masygul dengan dirinya, ia merasa tidak mampu menjaga hati putrinya agar menjadi  perempuan utama yang  kelak akan menjadi penguasa menggantikan  ayahnya meskipun seorang perempuan. 

Dan lebih jauh lagi dirinya diharapkan menjadi Putri Simha yang pernah menjadi ratu di kalingga. Kalaupun tidak menjadi seorang penguasa jadilah seorang permaisuri yang kelak akan menurunkan raja-raja besar.

Karena tidak mampu menahan beban duka di hati dan ingin menyembunyikan  dari putrinya, dirinya setengah berlari keluar dari kaputren. Membiarkan para perias menyelesaikan tugas tanpa arahannya.  

***

Para perias hampir menyelesaikan tugasnya ketika ibdunda Rayung Wulan keluar. Tidak banyak yang harus dilakukan oleh para perias karena kulit Rayung Wulan sangat sempurna. Apalagi sebelum hari temu yang akan dilaksanakan setelah bulan purnama penuh menjemput bumi, satu pekan sebelumnya segala ramuan dari ibunda dipakai untuk menambah kecantikannya. 

Dan sekarang pada hari ketika Rayung Wulan akan dipertemukan dengan  mempelai pria kulitnya sangat sempurna. Seperti bulan  yang terang benderang pada  puncaknya ketika purnama. Riasan bedak di wajah dan olesan jampi kulit tidak banyak manfaatnya.  Para perias tahu itu maka perias hanya mengusap dengan kain sutera agar jampi kulit yang sudah meresap itu tidak hilang.

Harum  bebungaan sangat kuat untuk mengganti bau apa pun yang ada dirang kaputren tempat Rayung Wulan dipersiapkan untuk menjadi calon permaisuri dari Pangeran Jasari. Dan di antara  harum bebungaan itu ada juga  harum dupa. 

Dupa yang harum seperti ini hanya  berasal dari kerajaan Sriwijaya. Sebagai kadipaten di Jawadipa yang dekat dengan pelabuhan Juana maka segala barang mudah didapat. Tidak terkecuali dupa yang harum. Bahkan kain sutera dari Cina pun sering dipakai adipati dan permaisuri, mudah didapat karena hubungan dagang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun