Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bermain Cerdas Sangat Dibutuhkan Timnas U-19

14 Oktober 2020   22:10 Diperbarui: 15 Oktober 2020   23:19 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain timnas U-19 Indonesia, Rendy Juliansyah, berselebrasi bersama rekan setim setelah berhasil mencetak gol ke gawang Persibo Bojonegoro pada laga uji coba, Kamis (18/7/2019).(KONTRIBUTOR KOMPAS.com/SUCI RAHAYU)

Pertemuan kedua tim Garuda Muda dengan North Macedonia adalah pertemuan sebagai ujian setelah pada pertemuan mengalahakan negara yang terletak di Eropa Tenggara. Sebagai Negara penerus Yugoslavia yang kini terpecah-pecah menjadi Negara Negara kecil pastilah urusan sepak bola bukanlah hal aneh. 

Kekalahan kesebelasan u-19 dengan skor 4-1 pada pertemuan sebelumnya bisa saja akan dibalas kali ini. Dikatakan sebagai ujian karena jika pada pertemuan ini tim garuda u-19 bisa menang artinya secara tim dan mental sudah mulai terbentuk.

Di tengah ketidakpastian kapan liga Indonesia akan bergulir pertandingan yang disajikan anak-anak muda di negara orang ini akan memberikan rasa pelepas dahaga. Lebih lagi cara bermain Garuda Muda yang diasuh oleh Shin Tae Yong yang berasal dari Negara Ginseng ini meracik permainan yang ngotot dan aliran bola yang cepat, khas permainan ala tim Korea. Dan saya rasa hal itu tidak aneh.

Permainan ngotot dan tidak mudah menyerah itu sangat terlihat jelas ketika menit ke-11, ada kemelut di mulut gawang tim Garuda Muda.

Namun dengan ketenangan pemain belakang Indonesia bisa meng-counter menjadi serangan balik yang juga tidak kalah garangnya. Dan hingga menit ke 28 pertandingan sangat penuh tenaga khas anak muda, kasa-kasar sedikit wajarlah.

Jikalau permainan ngotot pasti butuh stamina yang tinggi, dan pemain Garuda Muda kali ini untuk urusan stamina patut diacungi jempol. Apalagi fisik para pemain North Macedonia lebih menjulang tentu saja mereka lebih kuat, maka kekuatan ekstra pun harus dikeluarkan anak-muda kita. Tampak sekali tiap berebut bola tinggi hampir dipastikan akan menemui kesulitan.

Menit ke-35 Bayu Fikri harus mendapat kartu kuning setelah takel kerasnya menjatuhkan pemain lawan. Hal sangat wajar dalam bermain sepak bola mendapat kartu kuning jikalau memang adanya ketidaksengajaan.

Kalau yang dilakukan oleh Bayu ingin mencedarai lawan adalah suatu tindakan yang sangat tidak sportif. Namun karena tindakan yang dilakukan adalah suatu ketidaksengajaan karena perebutan bola maka saya mengatakan kewajaran.

Hingga pada paruh babak penuh, alias menit 45 pertama pertandingan masih 0-0. Sebagai tim yang pernah kalah dengan skor cukup telak, maka pada pertemuan kali ini tidak ingin kecolongan dengan gol yang banyak. Ibarat orang tidaklah ingin jatuh ke lubang yang sama untuk yang kedua kalinya. 

Jikalau pada pertemuan pertama seolah-olah memandang sebelah mata dengan pemain muda Indonesia yang berakibat buruk pada kekalahan mereka meski bermain dikandang sendiri.

Hal yang sama yaitu meremehkan lawan tidak tampak pada pertemuan kali. Para pemain Muda North Macedonia lebih dapat menerjemahkan instruksi pelatinya dengan selalu memberi penjagaan para pemain Indonesia lebih ketat, bahkan tidak jarang melakukan sleding yang sedikit berbahaya. 

Dan akibatnya para pemain Garuda Muda tidak leluasa memainkan pola dari kaki ke kaki yang rapat dan cepat bahkan salah seorang pemain Indonesia harus keluar lapangan karena sedikit cedera.

Tentunya pada paruh waktu tim Garuda Muda harus bisa keluar dari kurungan para permain muda lawan. Serangan yang mengandalkan pemain sayap yang menjadi ciri khas Iebih diintenskan apalagi dengan masuknya jack brown pemain muda yang beramin di Inggris merupakan striker murni bukan pekerja. 

Sehingga serangan-serangan dari sayap yang mengarah padanya harusnya lebih sering dilakukan karena hal itu terbukti ampuh dengan gol-golnya pada pertemuan sebelumnya.

Ternyata para pemain belakang North Macedonia sudah paham dengan permainan yang akan dilakukan dengan masuknya pemain ini. Maka yang terjadi Brown sangat susah untuk memperoleh bola matang. 

Bahkan dia harus menjemput bola hingga ke tengah lapangan, dan tidak jarang malah, dia harus membantu pertahanan. Memang sangat tidak mudah untuk mengalahkan lawan dengan skor yang sama.

Meskipun pola yang akan diusung pelatih pada tiap pertemuan akan berbeda, namun ketika sudah berada di lapangan maka pemainlah yang akan mampu menerjemahkan instruksi itu. 

Kecerdasan pemain akan diuji dan ternyata pemain North Macedonia lebih cerdas dengan bukti dapat menetralisir seluruh skema-skema yang disusun pemain Indonesia.

Tentunya cara memecah kebuntuan dengan cara yang sedikit berbeda dari kebiasaan skema dibutuhkan untuk memenangkan suatu pertandingan, yaitu kecerdasan. 

Karena dengan satu hal ini segala hal bisa diurai menjadi suatu kebanggaan. Kalau dalam sepakbola kecerdasan akan membuahkan kemenangan. Satu orang sajalah yang cerdas, sebagaimana Pele yang cerdas dapat menjadikan permainan menyenangkan dan dia dapat memecah kebuntuan.

Dan pertemuan kali ini harus diakui kalau permainan yang diperagakan oleh North Macedonia dapat membendung serangan tim Garuda Muda. Skor 0-0 adalah hal yang realistis mengingat pertandingan yang diperagakan cukup apik oleh kedua tim. 

Dan untuk bangsa Indonesia tim muda arahan Shin Tae Yong ini sangat menjanjikan, mungkin kelak bisa banyak berbicara di turnamen-turnamen resmi dunia.

(Pati, 14 Oktober 2020)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun