Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Janganlah Selalu Tertawai Aku

11 Desember 2019   12:10 Diperbarui: 11 Desember 2019   12:33 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : nubiseo.wordpress.com


Lupa kalau hujan selesai
masuk rumah masih berpayungan kemudian
menaruhnya di kamar tidur di kira dapur
kau mengatakan aku aku sangat ceroboh

seperti kemarin pun sebelum pagi  hingga sore
memeluk malam aku nyalakan dan matikan
lampu kristal di ruang tamu
kau bilang perbuatanku seperti anakanak

atau pun suatu hari pintu pagar lupa dikunci
hingga ayam, kucing, anjing,  itik piaraan  tetangga  seperti ada
undangan berduyunduyun berpesta di halaman dan teras
membuang kotoran dan bikin berantakan
akhirnya berjuta-juta maki  keluar dari bibir mungilmu

entah ini lucu atau menyakitkan ketika di pesta
kau tampak menjauhi dan lebih memilih pergi bersama
teman-temanmu meninggalkan  aku yang seperti sapi melongo
namun setelah aku ciumi segera sadar diri
memang nyata aku belum mandi hampir tiga hari

seringkali kau katai aku lelaki tak bertaji
memang nyatanya seperti itu mau apa lagi
segala usaha sudah
apa harus mati?
dan kau kawin lagi?

aku harus bagaimana?
kepada burung nuri aku tanyai dari pagi sampai pagi
tiap hari untuk bertanya siapa kamu ini

(Pati, 11 Desember 2019) 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun