Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan-jangan Kita Penderita Gangguan Mental Juga

10 Oktober 2019   09:20 Diperbarui: 10 Oktober 2019   09:25 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mental  disorder atau kelainan mental sangat mudah menghajar generasi milenial. Generasi ini terlahir antara tahun 1900-an hingga 2000-an. Rentang  usia mereka sekarang antara tujuh belas hingga dua puluh lima tahunan. 

Generasi milenal adalah generasi yang sejak lahir sudah bersinggungan dengan perkembangan  teknologi. Dan cara pandang mereka kepada manusia dengan sesamanya yang sangat jauh berbeda dengan generasi sebelumnya. 

Sehingga tuntutan dan pola pikir mereka menghadapi dunia ini lebih ekstrim, yaitu memandang generasinya sebagai suatu individu dengan dirinya sendiri. Meskipun ada juga tidak sedikit  mempunyai cara pandang wajar-wajar saja sebagaimana kita manusia yang terlahir era enam puluhan atau tujuh puluhan.

Permasalahan hidup yang sangat kencang itu menyebabkan jiwa atau psikis sebagai unsur utama penggerak hidup juga terpengaruh. Tingkat ketepengaruhan juga berbanding terbalik dengan kesiapan-kesiapan mental individu untuk menghadapinya. 

Komunikasi dengan orang lain harus ada kesiapan untuk senang, sedih, dilecehkan, merasa bersama, merasa disisihkan dan segala sifat hidup akan selalu menyertai tiap ada konektivitas. Dari  bersilangan dengan orang lain yang mempunyai karakter berbeda akan menimbulkan trauma mental sesuai dengan psikis masing-masing untuk menerima ataupun menolak.

Permasalahan yang dianggap sederhana oleh seseorang  bisa menjadi rumit untuk  lainnya dan akan menjadi akut manakala tidak diwaspadai  bahkan bisa saja suatu saat membahayakan bagi dirinya maupun orang lain. 

Ada anak yang dari kecil sangat takut melihat ondel-ondel, saking takutnya baru mendengar kata ondel-ondel  bulu kuduknya sudah merinding, atau  pernah juga kita melihat di televisi  seseorang tanpa sebab apa-apa hanya dipanggil, Nek tiba-tiba marah-marah. 

Padahal kata penggilan itu untuk menyebut seseorang yang lebih tua darinya daripada menyebut hey... atau akan marah tiba-tiba kala dipanggil cantik  padahal  memang cantik. Karena dengan memanggil cantik merasa panggilan itu hanya mengejek.  

Mungkin hal kecil sepertinya dan sering kita berikan pada orang lain atau pada diri kita sendiri yaitu kata-kata bombastis. Kata bersifat mutlak yang harus diraih tanpa mempersiapkan alternatif jika tidak tercapai. Sering kita dengar ada anak yang masih duduk di sekolah dasar berani bunuh diri, atau seorang mahasiswa yang mengakhiri hidupnya karena adanya kata mutlak suatu tujuan yang sempurna. 

Kata-kata itu misalnya, kamu harus, kamu wajib, kamu pasti, dan kata sejenis yang membuat orang harus memenuhi target hingga sempurna. Tidak ada yang salah untuk mencapai kemutlakan. Namun jikalau untuk menuju ke sana tidak ada pengertian, jika adanya batu sandungan, maka tiada kata lain harus dipersiapkan juga wadah yang lebih mampu menerima dari tidak kemutlakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun