Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pada Akhir Karnaval Sudah Ada yang Menunggu

15 September 2019   20:58 Diperbarui: 15 September 2019   21:00 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hai ..., "  yang dipanggil kakak segera menengok ke arahnya, " kamu ikut juga ke arah pejalan ini?" sambil menggerakkan kaki dan tangannya  mengikuti suara rancak perkusi yang ditabuh.

"Ya kakak." Jawab si anak sambil terus berjalan mengikuti arah orang-orang yang berjalan riang karena ada musik yang terus mengiringi langkah-langkah mereka.

"Kamu tiidak berjualan es lagi?"

"Tidak Kakak, karena es untuk dijual hari ini sudah habis. Jadi saya bisa bermain."

Si anak terus bercerita kalau keramaian diiringi musik dengan gerakan gerakan ritmis baru kali ini ada. Biasanya hanya antrian panjang mobil-mobil dengan berbagai atribut dan gaya yang dimegah-megahkan.

          Ketika senja memerah barisan yang menganak sungai sampai pada lapangan yang dituju namun tiba-tiba semua seperti tidak percaya kalau di  tujuan meraka telah menunggu pertunjukkan lain yaitu para petugas keamanan yang sudah bersiap dengan pentungan dan dibelakang pasukan itu sudah berjajar mobil-mobil pengendali massa. Namun sebelum mereka semua tahu apa yang telah terjadi sehingga demikian banyak pasukan, dari pengeras suara ada perintah.

"Semua harus membubarkan diri karena kegiatan kalian tidak berizin. Sekali lagi saya perintahkan kalian harus segera membubarkan diri karena kegiatan kalian tidak berizin!" Rupanya pemmberi perintah adalah pertinggi dari kesatuaannya. Massa bingung apa yang salah dengan menari mengikuti musik dan berjalan seirama gerak. Di mana letak ketidakbenarannya ... .

Pati,  September 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun