Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Phobia

11 September 2019   20:59 Diperbarui: 11 September 2019   21:02 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Pembunuh ditangkap polisi?"

"Bukan juga," masih acuh sedikit

"Atau bandar narkoba habis ketembak?" Tanya Bapak itu tetapi penjual mainan di hadapannya masih acuh dan mulai memasukkan dagangannya ke kotak kotak untuk diangkat pulang. 

Eh mang..."

"Apalagi?" Terlihat sekali kalau pedagang mainan tidak lagi ramah.

"Berapa harganya mainan kuda-kudaan itu?" Si Bapak menyembunyikan sedikit senyum, karena ia tahu pedagang itu akan memberikan informasi dengan dibeli dagangannya, biasalah begitu. Semua orang akan sedikit terbuka jika ada hal yang membuatnya merasa untung. Tidak terkecuali si pedagang.

"Bapak akan beli mainan?" kata pedagang iti agak lunak.

"Ya.kan bapak tahu saya bawa anak kecil."

"Kuda-kudaan kayu apa yang remote"

"Yang remot berapa...?" sambil memilih kuda-kudaan yang digerakkan remote control, karena anak kecil yang ia ajak sudah merengek minta pulang sambil terus menunjuk barang yang diinginkannya yang rupa rupanya sedang dipegang si penjual dan akan dimasukkan ke kotak

"Lima puluh ribu aja Pak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun