Mohon tunggu...
dodo si pahing
dodo si pahing Mohon Tunggu... Buruh - semoga rindumu masih untukku.

Keinginan manusia pasti tidak terbatas, hanya diri sendiri yang bisa mengatur bukan membatasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tradisi Ngubengi Pasar untuk Temanten Baru di Gabus, Mitoskah

3 September 2019   11:03 Diperbarui: 3 September 2019   11:10 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Gabus di waktu malam (Dokpri)

Sang pendiri paling tidak yang dianggap Pepunden orang yang dihormati karena keberadannya sebagai cikal bakal Desa ini. Keberadaan Nyi Serambi dengan pasar ini sangat erat sebagi pengatur ekonomi dari sang suami yang juga mengatur keberadaan pasar Gabus.

Nyi Serambi yang jasadnya di makamkan agak ke utara di dalam pasar gabus adalah seorang yang sangat cantik kata-kata penduduk sekitar yang pernah di temui. 

Meskipun ujud Nyi Serambi suda tua tetapi sisa-sisa kecantikan masa muda sangat jelas terlihat. Kulit putih rambut terurai tinggi semampai selalu mengenakan pakaian tradisional Jawa. 

Demikian penuturan orang orang yang Dodo temui tiap tanya sosoknya. Kecantikan yang selalu terawat itu menurut penuturan, Nyi Serambi adalah seorang Dukun Rias temanten.

Jadi beliau sangat menyukai kecantikan ataupun aura kebahagiaan yang ada pada temanten. Sehingga kalau temanten yang cantik dan gagah diarak mengelilingi pasar kemudian Nyi Serambi menyukainya maka akan mendapat kelanggengan dalam pernikahannya. 

Namun apakah jika tidak melakukan tradisi ngubengi pasar maka temanten akan gagal dalam mengarungi bahtera hidup? Kita kembalikan saja bagi yang sudah mengalaminya yaitu pasangan yang  nikah di wilayah Gabus.

Ini hanya tradisi warga sekitar Gabus yang masih terpelihara sampai sekarang jika ada pandangan lain kita kembalikan lagi pada Tuhan dan kepercayaan masing masing. Ataukah ada maksud lain dari sisi budaya "ngubengi" pasar?

(Pati, 3 September 2019)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun