Mohon tunggu...
Nurhilmiyah
Nurhilmiyah Mohon Tunggu... Penulis - Bloger di Medan

Mom blogger

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hernowo Hasim, Terima Kasih atas Vitamin T-nya

25 Mei 2018   06:39 Diperbarui: 25 Mei 2018   14:29 2653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hernowo Hasim (@hernowomizan)

Waktu itu tahun 2004, setahun setelah saya lulus dari kuliah S1. Guna mengurus keperluan legalisir ijazah, sekalian berjalan-jalan, saya, ibu dan adik pergi ke Yogyakarta. Setelah urusan di Fakultas Hukum UGM selesai, saya menyempatkan diri mengajak ibu mampir ke perpustakaan unit I yang terletak di sebelah selatan gedung pusat UGM. Yang di dalamnya terdapat beberapa area baca dinaungi pohon-pohon rindang. Ditemani semilir angin sepoi-sepoi. Ah, nikmatnya berlama-lama membaca di sana, sesuatu yang kini langka saya rasakan.

Berhubung tak lagi menjadi anggota, saya hanya bisa membaca di tempat. Dan buku yang menarik perhatian saya adalah "Vitamin T" karya Hernowo. Tentu saja saya tertarik, bukankah selama ini yang namanya vitamin sangat penting bagi tubuh manusia. 

Vitamin A berperan dalam pembentukan sistem penglihatan yang baik. B untuk menjaga pencernaan, demikian pula vitamin C, D, E dan K. Lalu buku terbitan Kaifa ini mencetuskan "Vitamin T". Terang saja saya penasaran, mengingat penulisnya insinyur alumni ITB, jelas bukanlah seorang dokter. Ah ya, ternyata dokter juga, "dokter literasi", pelopor mengikat makna. 

Sejak saat itu saya mulai suka membaca tulisan-tulisan beliau. Diksi yang digunakan powerful menggerakkan pembacanya untuk mengubah diri lewat membaca dan menulis. Begitu melejitkan potensi literasi. Akhir tahun lalu berbekal mutualfriend teman-teman penyuka literasi, saya berteman di Facebook dengan beliau. 

Kebetulan wall FB saya baru saja memosting tentang kegiatan anak sulung di pesantren. Beliau menyampaikan ke saya bahwa ia juga familiar dengan pesantren Ar Raudhatul Hasanah (RH). Salah seorang pengurus badan wakaf RH juga owner toko buku Sembilan Wali di Medan. Dan ia pernah membedah bukunya di sana. 

Sumber gambar: Mizanstore.com
Sumber gambar: Mizanstore.com
Waktu itu tahun 2004, setahun setelah saya lulus dari kuliah S1. Guna mengurus keperluan legalisir ijazah, sekalian berjalan-jalan, saya, ibu dan adik pergi ke Yogyakarta. Setelah urusan di Fakultas Hukum UGM selesai, saya menyempatkan diri mengajak ibu mampir ke perpustakaan unit I yang terletak di sebelah selatan gedung pusat UGM. Yang di dalamnya terdapat beberapa area baca dinaungi pohon-pohon rindang. Ditemani semilir angin sepoi-sepoi. Ah, nikmatnya berlama-lama membaca di sana, sesuatu yang kini langka saya rasakan.

Berhubung tak lagi menjadi anggota, saya hanya bisa membaca di tempat. Dan buku yang menarik perhatian saya adalah "Vitamin T" karya Hernowo. Tentu saja saya tertarik, bukankah selama ini yang namanya vitamin sangat penting bagi tubuh manusia. Vitamin A berperan dalam pembentukan sistem penglihatan yang baik. B untuk menjaga pencernaan, demikian pula vitamin C, D, E dan K. Lalu buku terbitan Kaifa ini mencetuskan Vitamin T. Terang saja saya penasaran, mengingat penulisnya insinyur alumni ITB, jelas bukanlah seorang dokter. Ah ya, ternyata dokter juga, "dokter literasi", pelopor mengikat makna. 

Sejak saat itu saya mulai suka membaca tulisan-tulisan beliau. Diksi yang digunakan powerful menggerakkan pembacanya untuk mengubah diri lewat membaca dan menulis. Begitu melejitkan potensi literasi. Akhir tahun lalu berbekal mutualfriend teman-teman penyuka literasi, saya berteman di Facebook dengan beliau. 

Kebetulan wall FB saya baru saja memosting tentang kegiatan anak sulung di pesantren. Beliau menyampaikan ke saya bahwa ia juga familiar dengan pesantren ArRaudhatul Hasanah (RH). Salah seorang pengurus badan wakaf RH juga owner toko buku Sembilan Wali di Medan. Dan ia pernah membedah bukunya di sana. 

Sayang waktu itu saya sedang penempatan mengajar di luar kota. Andaikan memungkinkan tentunya saya tak akan melewatkan acara bermutu itu.

Beberapa bulan lalu, dua kali saya juga mengikuti kelas kepenulisannya via WA dan Telegram. Senang rasanya bisa langsung menanyakan kesulitan yang saya hadapi tentang menulis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun