Mohon tunggu...
Nurhilmiyah
Nurhilmiyah Mohon Tunggu... Penulis - Bloger di Medan

Mom blogger

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Leganya Setelah Kuliah Penutup

28 Desember 2017   16:10 Diperbarui: 28 Desember 2017   17:30 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama usai tatap muka ke-14 (dok. pribadi)

Rabu (27/12) kemarin adalah kuliah penutup kelas mata kuliah Bahasa Indonesia Hukum semester satu. Semester ganjil ini saya ditugasi mengampu dua mata kuliah, Kemahiran Hukum 1 (Penulisan Karya Ilmiah) dan Bahasa Indonesia Hukum. Masing-masing berbobot dua SKS. Kemahiran Hukum 1 untuk semester lima dan Bahasa Indonesia Hukum bagi semester satu. 

Berdasarkan peraturan akademik yang berlaku di kampus, pertemuan wajib genap empatbelas kali. Tidak boleh kurang satu tatap muka pun, tanpa kompromi. Jika kebetulan ada tanggal perkuliahan jatuh pada tanggal merah, libur nasional misalnya, maka dosen dan mahasiswa harus bersepakat menjadwalkannya di tanggal lain. 

Syukurlah selama empat bulan ini jadwal mengajar saya hanya terkena hari libur tiga kali dan seluruhnya telah dilaksanakan kuliah penggantinya. Lega sekali rasanya, seperti orang yang baru saja melunasi utang. Empatbelas kali tatap muka telah kami sempurnakan, sesuai dengan amanat peraturan akademik universitas.

Tatap muka ke-14 untuk mata kuliah Kemahiran Hukum 1, topik bahasan mengenai cara menarik kesimpulan dan menyusun saran yang bersegi hukum. Kesimpulan wajib sinkron dengan rumusan masalah. Tak cukup hanya bersesuaian, kesimpulan harus menjawab persoalan hukum dengan tepat. Demikian pula saran, memberi masukan bagi akademisi hukum (teoritisi), catur wangsa hukum/praktisi (polisi, advokat, jaksa, hakim) dan stakeholder sehubungan dengan tema yang diangkat. 

Topik bahasan terakhir untuk mata kuliah Bahasa Indonesia Hukum, mengenai penggunaan bahasa dalam praktik hukum, pada produk perundang-undangan. Tiga minggu sebelumnya kami membahas topik tentang penggunaan bahasa dalam berkas perkara, surat perjanjian dan akta notaris. Mahasiswa diinstruksi untuk menelusuri kekeliruan yang dianggap sudah biasa dalam dokumen-dokumen hukum. 

Dalihnya, ragam bahasa hukum berbeda dengan bahasa Indonesia pada umumnya. Ada pengaruh istilah-istilah berbahasa Belanda. Tapi bukankah bahasa yang digunakan masih bahasa Indonesia juga? Maka semestinyalah tunduk pada kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Itu salah satu poin diskusi kami di mimbar akademik. Kuliah penutup juga sebagai tenggat waktu pengumpulan tugas-tugas. Baik tugas mandiri maupun tugas terstruktur. Meski jurnal report telah disetorkan relator (sebutan untuk ketua kelas), pascaUTS lalu. Agar tidak bertumpuk dengan tugas mini riset yang penyerahannya kemarin.

Tak lupa di akhir sesi saya menyampaikan maaf jika selama empatbelas kali pertemuan ada kata-kata yang tanpa disadari tidak mengenakkan hati. Terkadang dosen bermaksud memotivasi namun mungkin sebab terlalu bersemangat, akhirnya malah terdengar menjadi sindiran atau tudingan yang tidak pada tempatnya. Mereka, kaum dewasa muda ini tidak bisa dianggap sama alam pemikiran dan psikologinya seperti para dosennya. Menurut saya perlu berhati-hati dalam melontarkan petuah jika ingin tepat sasaran.

Relator juga menyampaikan hal yang sama, permohonan maaf dari rekan-rekan sekelasnya, barangkali ada sikap yang tidak sesuai dengan kesepakatan pada kontrak perkuliahan di awal semester. Saya menanggapinya positif saja. Selalu berlapang dada memberikan kesempatan berkali-kali pada mahasiswa untuk memperbaiki dirinya. Agar memahami predikat dan tanggung jawabnya sebagai peserta didik perguruan tinggi. Yang masanya hanya berbeda beberapa tahun saja dari profesi selesai wisuda kelak.

Akhirnya dengan selaksa rasa syukur beserta kelegaan, saya menutup kuliah dengan salam diikuti doa bersama para mahasiswa. Seketika relator menghampiri saya dan meminta foto bareng untuk dokumentasi kelas mereka, katanya. Saya juga baru mendengar kelas ada peruntukan seperti itu. Kebetulan kelas yang terakhir ini mahasiswinya minim sekali. Jadi terasa seperti mengajar di Fakultas Teknik. 

Semoga kebersamaan kami selama satu semester ini membawa maslahat, tak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga bagi saya pribadi selaku pengampu mata kuliah. Setelah UAS "tahun depan", pekerjaan mengoreksi hasil ujian dan input nilai tugas pun menanti. 

Salam literasi

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun