Mohon tunggu...
Nuruddin Muchlis
Nuruddin Muchlis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Belajar

Calon jenazah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Rasa Malu Hilang Maka Iman pun Hilang?

26 Januari 2022   02:01 Diperbarui: 26 Januari 2022   07:17 704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman sekarang ini, mengunggah foto yang tak pantas bukanlah hal yang baru di tanah air ini. Hal ini sejak dulu kerap terjadi. Tujuannya tak lain untuk memancing kontroversi publik yang otomatis menjadikannya lebih terkenal. Itu hanyalah cara lama yang cukup norak untuk dilakukan, lebih-lebih lagi para followersnya yang dengan gagah berani berdebat di media sosial demi membela idolanya. Hal tersebut membuat kita berfikir "di manakah letak rasa malu?". 

Bukankah selama ini kita dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi moral keadaban dan sopan santun?. Allah SWT telah menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik, Allah katakan ( ). Bukan hanya fisik, namun Allah sempurnakan manusia dengan akal pikiran, Budi pekerti dan emosi yang menyertainya. Dengan semua itulah manusia menjadi makhluk yang berbeda dengan makhluk lainnya. 

Bukan seperti hewan yang tercipta tanpa akal dan Budi pekerti, bukan pula seperti malaikat yang tercipta otomatis dengan sifat taat yang menyertainya. Diantara manusia, Allah memilih hamba-Nya untuk dijadikan contoh. Dengan ketaatan mereka menjadi lebih baik dan mulia dari malaikat Merekalah para nabi dan orang-orang Shalihin. Ada pula manusia yang derajatnya turun drastis menjadi lebih hina dari binatang mereka adalah manusia yang memperturutkan hawa nafsunya, lebih memilih kesenangan dunia yang bersifat sementara daripada kenikmatan akhirat yang kekal selamanya.

Jika Tak Bisa Berkilau Setidaknya Jangan Terlihat Redup

light-lamppost-lowlight-night-illumination-spotlight-spot-beam-illuminated-61f091a787000001ca7373e5.jpg
light-lamppost-lowlight-night-illumination-spotlight-spot-beam-illuminated-61f091a787000001ca7373e5.jpg

Jika kita tak mampu menjadi manusia yang melebihi malaikat, minimal jangan terjatuh pada kehinaan serendah binatang. Di tanah air, orang Islam yang berusaha mengikuti syariat diolok-olok, dicemooh agar timbul rasa malu, malu berhijab,malu memakai imamah, malu memelihara jenggot dan lain sebagainya. Sementara membuka aurat didepan umum menjadi panutan, dianggap keren seolah-olah hal itu adalah gambaran kemajuan peradaban. 

Intinya, rasa malu yang semula timbul secara lahiriyah bisa diarahkan sesuai kehendak manusia itu sendiri. Sesuatu yang positif bisa dianggap membanggakan sekaligus bisa dianggap memalukan begitu pula sebaliknya. Namun jika rasa malu telah hilang dalam diri seseorang maka pada hakikatnya iman pun telah lepas dari dirinya Rasulullah Saw pernah bersabda: "Rasa malu dan iman itu berpasangan, bila hilang salah satu dari keduanya maka hilanglah yang lainnya." 

Tentu dalam  ajaran Islam mempunyai batasan yang jelas antara hal-hal yang layak kita merasa malu melakukannya dan yang tak perlu merasa malu melakukannya. Apapun yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw tak perlu kita merasa malu melakukannya walaupun dipandang buruk oleh manusia. Sebaliknya, meskipun Manusia memandang baik suatu perbuatan namun tidak diridhai Allah dan rasul-Nya maka sepantasnya kita malu melakukannya.

Malu Yang Diperbolehkan

hipwee-fakesmile-640x297-61f0921b06310e7b2b62f262.jpg
hipwee-fakesmile-640x297-61f0921b06310e7b2b62f262.jpg

Pada permulaannya, rasa malu Mungkin saja timbul karena dilihat orang ramai, malu seperti ini pada dasarnya termasuk hal yang positif. Malu kepada manusia adalah awal yang baik yang dapat memotivasi orang lain menjadi lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun