Mohon tunggu...
Nur Syarifa Amalia
Nur Syarifa Amalia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi program studi Bimbingan dan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Persoalan Sampah Harus Diselesaikan

18 Oktober 2022   01:13 Diperbarui: 18 Oktober 2022   01:22 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di Kota Bogor terdapat sebuah pedesaan yang jauh dari pusat kota, desa tersebut bernama Desa Cilebut. Desa Cilebut ini dilalui oleh Sungai Ciliwung yang berarus deras. Desa Cilebut termasuk ke dalam kawasan tempat tinggal padat penduduk. Di sanalah saya tinggal dan tumbuh besar hingga sekarang.

Saat itu sedang libur kelulusan dari SMA menuju kuliah. Saya banyak menghabiskan waktu di rumah dan lingkungan sekitar. Hari itu saya mengantar ibu pergi ke pasar melalui jalanan desa yang bersampingan dengan Sungai Ciliwung. Kebetulan semalam desa diguyur hujan deras yang menyisakan banyak genangan air dan aroma tidak sedap sepanjang perjalanan saya mengantar ibu. Ternyata bau tersebut berasal dari tumpukan sampah di pinggiran sungai. "Bau banget yaa Bu!" ucap saya.

"Iya tuh baunya dari tumpukan sampah pinggir sungai yang dibuang orang-orang sembarangan," kata ibu sambil menunjuk ke tumpukan sampah tersebut.

"Wah kok bisa yah orang-orang buang sampah sembarang begitu sih?" tanya saya.

"Iya, soalnya ngga ada tempat pembuangan sampah di sekitar sini," ucap ibu yang membuatku berpikir selama perjalanan ke pasar.

Sebagai warga yang baik, saya memiliki rasa tanggung jawab untuk menyelesaikan persoalan sampah ini karena pastinya sudah banyak warga lainnya yang merasa terganggu akan hal ini. Tetapi sadar bahwa saya tidak bisa menyelesaikannya seorang diri karena masih terdapat aparat desa setempat yang lebih berwenang untuk menyelesaikan persoalan tumpukan sampah dan tidak adanya tempat pembuangan sampah di desa ini.

Setelah pulang dari mengantar ibu ke pasar, saya berinisiatif untuk bertemu dengan kepala desa di kantor desa yang kebetulan tempatnya tidak jauh dari rumah saya untuk menyampaikan keluhan dan masukan saya terkait persoalan yang saya temui di jalan.

Memasuki pintu masuk sambil mengucap salam, saya disambut hangat oleh staf desa dan dipersilahkan masuk. Staf desa tersebut langsung menanyakan maksud dan tujuan saya mendatangi kantor desa. "Silakan duduk, ada yang dapat saya bantu Kak?"

"Mau membuat pengaduan Pak," jawab saya sembari duduk di kursi yang disediakan.

Pada saat itu saya langsung menjelaskan maksud dan tujuan saya perihal tumpukan sampah yang terdapat di pinggiran Sungai Ciliwung yang ada di desa ini. Dan meminta agar ada solusi untuk pembuangan sampah masyarakat yang diatur oleh Dinas Kebersihan setempat.

Pengaduan saya tersebut diterima dengan baik oleh staf desa, ia berkata pengaduan saya akan segera diproses karena menyangkut kepentingan umum. Memang hal ini merupakan tanggung jawab aparatur desa, namun apalah arti suatu kebijakan tanpa adanya warga yang memiliki kesadaran untuk menaati kebijakannya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun