Mohon tunggu...
Nursuci Hakiki Alfianti
Nursuci Hakiki Alfianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PAI-A Reguler Semester 2 IAIDU Asahan

اَللّهُمَّ يَسِّرْ وَ لَا تُعَسِّر

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Rintangan Manusia dalam Berfikir ditulis oleh Nursuci Hakiki Alfianti dan Suci Andriani

23 Februari 2021   00:07 Diperbarui: 23 Februari 2021   00:31 1388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Berdasarkan pendapat di atas idols of the cave adalah berhala bagi setiap individu, dimana dalam memahami realitas alam terkadang pemikiran manusia menjadi bias sehingga terkadang pemahaman manusia tersebut bisa keliru dalam menangkap realitas.


Manusia ibarat sebuah gua (cave) yang memberikan identitas pada dirinya. Kita cenderung berfikir dan merefleksikannya pada diri kita sendiri, sehingga informasi yang paling benar adalah diri kita sendiri. Manusia cenderung meninjau dirinya sebagai pusat dari dunia sekelilingnya. Semua penafsiran ditentukan oleh sudut pandang pribadinya yang terbatas.


3. Idols Of The Market


Idols of the market atau berhala pasar adalah kekeliruan-kekeliruan yang disebabkan karena manusia terlalu percaya pada bahasa atau kekuatan kata-kata. Idols of the market ini adalah idols yang paling berbahaya. Acuannya adalah pendapat orang yang diterimanya begitu saja sehingga mengarahkan keyakinan dan penilaiannya yang tidak teruji.


Menurut Diski Ibrahim (2017:92), idols of the market yaitu kesepakatan awam yang mengekang kata istilah dan konsep untuk bisa bebas berkembang.


Bacon (1962:Pasal XLIII), mengatakan bahwa Idols of the market merupakan berhala yang dibentuk oleh pergaulan pria satu sama lain, karena perdagangan permaisuri pria di sana. Melalui wacana pria bergaul, kata-kata dipaksakan sesuai dengan pemahaman yang vulgar. Dan karena itu pilihan kata-kata yang tidak cocok secara langsung menghalangi pemahaman. Beberapa orang terpelajar tidak biasa menjaga dan membela diri dalam mengatasi masalah dengan cara yang benar. Tapi kata-kata dengan jelas memaksa dan mengesampingkan pemahaman, dan membuang semua ke dalam kebingungan, dan membawa orang pergi ke dalam kontroversi dan fantasi kosong yang tak terhitung jumlahnya. Berdasarkan pendapat di atas bahasa dan pemakaian kata-kata yang sering kita gunakan sehari-hari kadang juga dapat menyesatkan kita. Dualisme arti dari kata atau pun bahasa yang sering kita tulis atau kita pakai sehari-hari kadang bisa jadi sebuah persepsi negative di fikiran orang lain.


Idols of the market ini timbul karena penggunaan kata-kata dan nama-nama dalam pembicaraan sehari-hari. Pemilihan kata-kata yang jelek dan tidak tepat dapat menimbulkan pemikiran yang sesat. Hal ini dapat terjadi bila manusia menggunakan kata-kata yang kabur, bermakna ganda (ambigous) dan emosional. Kata-kata seperti orang komunis, orang Islam, kelompok radikal, gerakan ekstrim artinya mungkin tidak jelas. Kata-kata itu dapat membangkitkan emosi dan menimbulkan perilaku yang salah bila diterapkan.


Idols of the market sering menggnggu kejernihan arus pemikiran manusia akibat banyaknya orang / pemikir / filsuf / cendikiawan yang pendapatnya ia dengar / pelajari sehingga ia merasa kesulitan untuk menentukan pendapatnya, hasil pemikirannya itu tidak berdasarkan pemikirannya yg orisinil melainkan berdasarkan pendapat banyak orang.


4.Idols Of The Theater


Idols of the theater atau berhala panggung adalah kekeliruan-kekeliruan manusia yang cenderung percaya pada pengetahuan yang bersumber pada tradisi atau budaya yang telah diwariskan secara turun temurun tanpa pikiran yang kritis.


Al-Qur'an mengecam orang-orang yang mengikuti tradisi leluhur yang menyesatkan tanpa dasar ilmu pengetahuan. Inilah salah satu contoh penekanan Qur'an menyangkut pentingnya akal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun