Mohon tunggu...
Nur Sriayu
Nur Sriayu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Minimnya Pendidikan Anak Pedalaman

8 Maret 2019   13:05 Diperbarui: 8 Maret 2019   13:14 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://indonesiana.tempo.co

Semua orang tahu tentang minimnya pendidikan anak-anak di pedalaman, kurangnya fasilitas-fasilitas baik dari segi tenaga pengajar sampai fasilitas buku-buku pendidikan. Dan mereka juga sangat sulit mendapatkan kehidupan yang layak seperti anak-anak yang lainnya. Mereka sulit mendapatkan air bersih, pakaian layak dan kehidupan lainnya.

Tidak hanya itu bahkan anak-anak di daerah pedalaman tdak mengenal alat komunikasi seperti telepon genggam. Sehingga mereka bisa dikatakan tidak dapat mengikuti perkembangan zaman.

Kekurangan dan ketebatasan fasilitas buat mereka, semua di karenakan tidak dapat terjangkau nya tempat tinggal mereka, sehingga alat transportasi sulit untuk memasuki daerah tersebut.

Orang tua mereka juga tidak menginginkan jika anak mereka tidak dapat mengenyam pendidikan dengan baik, mereka juga ingin anak-anak mereka bisa menjadi orang-orang yang sukses dan berhasil.

Bahkan mereka harus berjuang untuk mendapatkan pendidikan meskipun jarak sekolah dari rumah mereka puluhan kilometer. Mereka masih tetap semangat, bahkan ada juga yang rela mengarungi sungai tanpa merasa bosan dan lelah bahkan mereka rela berjalan tanpa alas kaki.

Kurangnya tenaga pengajar juga mempengaruhi anak-anak pedalaman. Karena terbatasnya ilmu yang diberikan para pengajar membuat anak-anak  pedalaman banyak yang belum dipelajari. Selain itu juga di karenakan sulitnya mencari pengajar yang mau mengajar di daerah pedalaman tersebut.

Inilah yang menyebabkan pendidikan anak pedalaman kurang maksimal karena banyaknya yang kurang mendukung, baik dari segi informasi, transportasi maupun dari segi pengajar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun