Mohon tunggu...
Nur s
Nur s Mohon Tunggu... Administrasi - Love menulis

❤ "Love4Life Life4Love" 💟

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mudah atau Sulit Akses Kesehatan Inklusif bagi Disabilitas dan Penderita Kusta?

25 Juli 2021   11:11 Diperbarui: 25 Juli 2021   11:37 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah Akses Kesehatan di Masa Pandemi Covid-19 bagi Penderita Kusta di BuluKumba

Pandemi Covid-19 mengharuskan semua untuk tetap di rumah saja, tak terkecuali para disabilitas dan penderita kusta yang sedang menjalani pengobatan. Menurut Ardiansyah (Aktivis Kusta & Ketua PerMaTa Bulukumba, "Pada awal pandemi kami menemukan ada beberapa penderita kusta yang takut untuk datang ke puskesmas untuk mengambil obat karena takut tertular covid-19, kami yang menggantikan untuk mengambilkan obat ke puskesmas dan ada yang putus pengobatan, kami mengharapkan petugas kesehatan untuk bisa datang ke rumah penderita kusta agar pengobatan tidak terputus".

 

pic : muhataufiqiran.blogspot.com
pic : muhataufiqiran.blogspot.com
Organisasi PerMata untuk Penderita Kusta dan OYPMK

PerMaTa (Perhimpunan Mandiri Kusta) adalah organisasi atau satu wadah bagi penderita kusta dan orang yang pernah mengalami kusta untuk melakukan advokasi terkait dengan kebijakan jika menerima penolakan dan aktif melakukan edukasi mengenai penyakit kusta kepada masyarakat dan pendampingan dan dukungan agar orang yang pernah mengalami kusta bisa bersosialisasi di tengah masyarakat. pengurus Permata di Nasional wilayah dan kabupaten kota, Bulu kumba di sulawesi selatan ada 12 cabang.

Pembicara : Ardiansyah (pic:nursobah)
Pembicara : Ardiansyah (pic:nursobah)
Peran serta Permata dalam memudahkan akses kesehatan bagi penderita Kusta

Kehadiran organisasi Permata sangat membantu para penderita kusta, seperti saat ini Permata di wilayah Sulawesi Selatan sedang melakukan advokasi ke Rumah Sakit Tajudin Chalid Makasar yang awalnya Rumah Sakit khusus kusta yang beralih menjadi rumah sakit umum lalu beralih fungsi menjadi rumah sakit umum pusat (RSUP), dengan beralihnya menjadi RSUP banyak penderita kusta mengeluhkan dalam pelayanan kesehatan awalnya mudah, tapi sekarang harus melalui rumah sakit umum daerah untuk mendapatkan rujukan dan masalah BPJS yang tidak seluruhnya mengcover pengobatan kusta dan masalah-masalah yang lainnya. Permata menginginkan agar rumah sakit meningkatakan pelayanan Rumah Sakit agar pasien kusta mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan mudah. 

Apakah Akses Pelayanan Kesehatan bagi Disabilitas Sudah Maksimal?

Menurut Suwata (Dinas kesehatan kabupaten Subang) bahwa "akses kesehatan belum maksimal karena permasalahan disabilitas sudah sangat kompleks butuh keterlibatan stakeholder dari pemerintah daerah, masyarakat dan oraganisasi-oraganisasi masyarakat". Ada banyak masalah yang di alami Disabilitas dan kusta seperti masalah stigma yang didapatkan oleh disabilitas yang membutuhkan advokasi yang cukup agar mereka mendapatkan ruang dan aksesbilitas yang baik, permasalahan mendasar mengenai lapangan pekerjaan, banyak perusahan-perusahaan dan pemerintah sudah menyediakan terkait undang-undang no.8 tahun 2016 mensyaratkan rekrutmen ASN minimal 22 persen dan perusahan harus menyediakan ruang untuk disabilitas 2%. Pendidikan untuk disabilitas dilihat secara fisik bukan karena kemampuan atau IQ disabilitas.

Lima Strategi Akses Kesehatan Inklusif Bagi Disabilitas dan Penderita Kusta di Masa Pandemi Covid-19

Akses kesehatan bagi disabilitas dan kusta di wilayah Subang , di masa pandemi ada banyak strategi yang dijalankan, diantaranya ada 5 strategi utama yaitu pertama dari sisi layanan kesehatan dengan mendekatkan layanan terkait dengan penyakit kusta dengan terintegrasi dan terkolaborasi dengan kegiatan deteksi dini contoh perawatan luka dengan perawat datang ke rumah jika penderita kusta tidak bisa datang ), strategi kedua dengan pelatihan Skil tenaga kesehatan baik dokter dan perawat (job training, workshop), strategi ketiga peningkatan peran serta masyarakat (workshop, pelatihan kader kusta, melakukan advokasi pembiayaan kegiatan deteksi dini kusta dari sumber biaya dana desa 2-2,5 milyar ), strategi ke empat pemenuhan kebutuhan logistik seperti obat, obat reaksi, obat mdt, strategi ke lima yaitu pemenuhan jaminan kesehatan bagi oypmk dan disabilitas oleh pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun