Para siswi SMA se-Jakarta berhasil dalam membawakan tarian khas Aceh Ratoh Jaroe di pembukaan Asian Games 2018 dan mendapat pujian dari dalam dan luar negeri.
Untuk mensukseskan pembukaan Asian Games 2018, para siswi SMA terpilih harus menjalani latihan yang cukup panjang, latihan dimulai dari bulan April di sekolah, kemudian mulai Tanggal 24 Juni 2018 latihan di lapangan B Senayan sampai dua minggu sebelum pembukaan Asian Games 2018, setelah itu latihan dipindahkan lagi ke Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta.
Menurut panitia penyelengara Asian Games pemberian honor dihitung saat latihan mulai di Senayan, masing-masing siswi dibayar US$15/hari atau diperkirakan Rp.223.000/hari di kali 15 hari latihan setidaknya masing-masing penari dapat menerima honor Rp.3,3 juta.
Saya sempat menanyakan langsung kepada siswi SMA yang menjadi penari di acara pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta yang tidak mau disebutkan namanya, bahwa dia menerima honor Rp.500 ribu dan selama latihan diberi konsumsi dan disediakan transpotasi.kalau di hitung potongan yang didapat penari kurang lebih Rp.2,8 juta mungkin bisa berbeda di masing-masing sekolah.
Soal honor harusnya pihak sekolah lebih transparan kepada siswi yang telah mensukseskan Asian Games 2018, mereka sudah bekerja keras latihan hingga larut malam, jika ada potongan konsumsi dan transportasi harus diperinci dengan jelas dan transparan.
Respon INASGOC dibeberapa media online menjelaskan bahwa telah menyelesaikan tiga termin pembayaran honor penari Ratoh Jaroe dari 18 SMA di Jakarta pada, Senin (17/9). Pembayaran diberikan pihak INASGOC langsung kepada pihak sekolah untuk dikelola operasionalnya.
Semoga bisa cepat terselesaikan masalah kesimpang siuran soal honor penari Ratoh Jaroe para siswi SMA di Jakarta yang sudah sangat berjuang untuk mensukseskan ajang Asian Games 2018.
Salam Transparan
Lovvanur
