Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengenal “Lapek” Bantal Duduk Tradisional Kerinci yang Nyaris Punah

7 Juli 2020   06:56 Diperbarui: 8 Juli 2020   14:22 1337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lapek, alas duduk tradisional Kerinci. Foto Nursini Rais

Saya menduga, jauh sebelum masyarakat Kerinci mengenal kursi, mungkin cuman mengguna lapek  buat tempat duduk tamu.

Lapek diposisikan pada meja makan lesehan. Foto : NURSINI RAIS.
Lapek diposisikan pada meja makan lesehan. Foto : NURSINI RAIS.
Saya punya beberapa lembar, untuk alas duduk makan. Karena ia telah menjadi bagian dari kebutuhan kami selama 10 tahun terakhir, sulit untuk meniadakannya. Sebab, kami sekeluarga terbiasa makan duduk ala kampung. Kecuali saat berkunjung ke tempat anak dan di rumah makan yang tidak menyediakan meja lesehan.

Selain praktis, merawatnya relatif mudah. Usai dipakai, disusun dan taruh pada tempat khusus. Bukan memajangnya pada dinding seperti zaman old. Sehingga kebersihannya terjaga dan tetap awet.

Demikian artikel ini ditulis sebagai wujud kepedulian kita semua terhadap warisan para leluhur ini, supaya tidak  tergusur dari tanah kelahirannya sendiri.  Sekecil apapun, lapek harus diselamatkan dari kepunahan. Salam dari Pinggir Danau Kerinci.

****

*= digosok  menggunakan benda tumpul seperti punggung pisau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun