Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ini Salah Satu Kunci Sukses UAS Berdakwah yang Tidak Bisa Ditiru

28 November 2019   19:11 Diperbarui: 29 November 2019   13:54 9493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
UAS menyampaikan taustiah di Lapangan Merdeka Sungai Penuh. Sumber ilustrasi: jambi.tribunnews.com

Apakah dai bersuara lembut (kurang lantang),  ceramahnya tidak disukai publik? Tidak juga. Perhatikan Ustadz KH Abdullah Gymnastiar (AA Gym). Justru beliau tak perlu mekak-mekik dalam  berorasi. Aa Gym juga berhasil mencuri hati penggemarnya. 

Maaf, bukan berarti saya menyepelekan keberadaan ustadz lain. Terutama peran  mereka dalam membina umat. Setiap pendakwah   memiliki kelebihan dan kekurangan.  Mereka punya langgam tersendiri dalam mengkomunikasikan gagasannya kepada publik, yang  tak bisa ditiru-tiru. 

Mereka juga punya tempat di hati pengagumnya masing-masing.   Ini adalah sunatullah yang tidak bisa dibantah.

Katakanlah, masa sekarang UAS adalah dai idola banyak orang. Tetapi tidak sedikit pula yang kurang cocok dengan selera pemirsa. Ngomongnya terlalu cepat lah, terlalu ceplas-ceploslah, terlalu keraslah. 

Selain itu, yang paling banyak dipersoalkan publik adalah kajian/pernyataannya yang cendrung kontroversial. Sehingga menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Kerena dikhawatirkan akan mencemari rasa kebhinikaan.

Tak heran saat akan berdakwah, UAS juga mendapat penolakan oleh sejumlah pihak. Hal serupa hampir tidak dialami oleh dai lainnya yang, maaf, mungkin  belum semasyhur Ustadz  Abdul  Somad.

Jamaah menunggu kehadiran UAS. Dokumentasi pribadi.
Jamaah menunggu kehadiran UAS. Dokumentasi pribadi.
Terlepas dari itu, diakui atau tidak UAS  ditakdirkan lahir sebagai dai tersohor. Dia dikaruniai bakat berbicara khusus yang tidak bisa ditiru-tiru. Namanya dikenal luas, baik di dalam maupun di luar negeri.

Sebagai pembanding, saya ingin sedikit berbagi tentang karakter  dua pendakwah berikut ini.  

Saya punya kenalan jebolan salah satu perguruan tinggi di Arab sana. Ilmu agamanya  tinggi. Ketika diminta berceramah, suaranya lembek, banyak jemaah yang mengantuk.

Sebaliknya sahabat yang lain lulusan Universitas Terbuka. Tetapi saat berpidato/berceramah, volume suaranya menggema seperti  orang berilmu tinggi. Sehingga dia berhasil mencuri perhatian audiensnya. 

Kini dia menjadi salah satu penceramah yang terbilang masyhur di kabupaten kami. Padahal pengetahuan agamanya sekadar membaca buku, ditambah menuntut di taklim desa. Sementara Ustadz tempatnya berguru, buat mengisi mauludan/ israk musala desa  saja nyaris tidak dilirik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun