Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sering Diteror Bisul, Konsumsi Tumbuhan ini!

21 November 2019   20:10 Diperbarui: 21 November 2019   20:16 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: alodokter.com

Bagi saya, bisul adalah momok yang paling menakutkan.  Benjolan merah yang berisi nanah ini biasanya tumbuh di permukaan kulit. Lokasinya sering pada bagian yang rahasia. Seperti  di sela ketiak, pangkal paha, perut, dan pantat.

Penyakit ini sering mengganggu masa kecil saya sampai usia 12 tahun.  Maklum, zaman itu hidup di kampung. Sering main tanah pada tempat kotor dan di air tergenang menangkap berudu.

Sakitnya minta ampun. Nyut-nyutan disertai rasa panas, kepala sakit, dan demam.  Emak hanya mengobatinya dengan  cara tradisional.

Daun kembang sepatu digiling halus, kemudian beliau tempelkan pada bagian yang bengkak  (titik nanahnya tidak ditutup). Kadang-kadang  Emak juga melumurinya dengan campuran  air jeruk nipis dan kapur sirih. 

Si bisul tak pernah datang lagi sejak saya remaja. Saya berpikir, mungkin  berganti wujud menjadi jerawat.  Sebab pada masa itu saya pantas disebut putri jerawat.

Setelah melahirkan anak pertama, bisul kembali  menyiksa saya.  Bukan satu dua, tapi lima titik. Areanya  di kedua paha, dan perut. Lumayan menderita. 

Sedihnya, tatkala saya bergulat melawan bisul, bayi saya meninggal  pas usia 1 bulan. Mak ..., ampun. Demam tersebab bisul bercampur aduk dengan demam pembekakan ASI.

Tiga tahun kemudian peristiwa lama terulang kembali. Anak kedua lahir dalam kondisi meninggal. Lagi-lagi setelahnya saya berperang melawan bisul plus demam pembengkakan payudara.  Tetapi gejalanya hanya beberapa hari karena cepat ditangani  medis. Dan sembuh total kurang lebih setelah tiga minggu.

Mendekati kelahiran anak ke 3, saya curhat pada rekan sesama guru. Masalah ketakutan saya menghadapi  serangan bisul kelak setelah bersalin. Teman saya itu menganjurkan supaya banyak mengonsumsi bengkuang.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Saya ikuti saran beliau. Hasilnya, luar biasa. Anak ke tiga sukses lahir tanpa disusul  penyakit bisul. Sejak itu (1980) sampai sekarang  bisul tiada  lagi menyinggahi tubuh saya. Saya yakin 90 persen bahwa berkat makan bengkuang  bisul takut menghampiri tubuh saya.

Sampai sekarang,  siapa saja kerabat atau kenalan saya yang mengidap penyakit bisul, saya sarankan mereka rutin makan bengkuang. Insyaallah sembuh.

Namun, masa kini hampir tiada lagi orang kena bisul.

Sebagaimana kita ketahui bersama, bengkuang  adalah tumbuhan merambat yang termasuk suku polong-polongan.  Lazim dikonsumsi bagian umbinya,  sebagai bahan campuran rujak.

Ditulis olah Hellosehat.com, di dalam bengkuang terdapat beberapa kandungan gizi penting di antaranya, mineral, fitonutrien dan senyawa organik lainnya yang sangat berguna bagi kesehatan tubuh. Di antaranya:  mengatasi masalah pencernaan, meningkatkan sistim  imun tubuh,  baik untuk kesehatan tulang, untuk diet diabetes, untuk kesehatan otak, dan mencerahkan kulit. 

Sejak lama bengkuang juga dikenal sebagai bahan dasar produk kosmetik untuk pemutih kulit.

Khusus di daerah saya, mulai  awal 2018, bengkuang banyak dijual dipasar tradisional. Harganya Rp 10 ribu perkilo.  Semenjak itu pula keluarga saya rutin mengonsumsi bengkuang.  Disantap langsung dalam kondisi segar, rasanya renyah. Karena kandungan  airnya yang tinggi, bengkuang enak untuk pelepas dahaga.

Demikian pengalaman saya melawan bisul. semoga bermanfaat. Salam dari Pinggir  Danau Kerinci.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun