Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Yuk Wisata Sampah, Dari Desa ke Mancanegara!

24 Juni 2019   06:23 Diperbarui: 30 Juni 2019   16:40 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah menutupi permukaan sebuah sungai kecil di Kota S, Dokumentasi Pribadi.

Mei 2017, saya ikut anak dan menantu berkunjung ke beberapa tempat di Malaysia. Di antaranya objek wisata Batu Caves, Selangor. Kira-kira 15 kilometer dari Kuala Lumpur. Posisinya antara perjalanan dari Kuala Lumpur ke Genting.

Di kiri kanan jalan yang kami lewati, hampir tak ditemuai limbah plastik berserakan. Tidak juga tumpukan sampah yang menggunung, menunggu diangkut ke tempat pembuangan akhir.

Sebelumnya kami telah diberitahukan oleh guide sekalisus driver, bahwa di Batu Caves itu terdapat sebuah gua yang terdiri dari batu kapur. Di dalamnya dibangun kuil tempat ibadah umat Hindu.

Anak, menantu, dan cucu, berposei di halaman Batu cave. Dokumentasi Pribadi.
Anak, menantu, dan cucu, berposei di halaman Batu cave. Dokumentasi Pribadi.
Begitu memasuki area Batu Caves, perhatian saya fokus pada patung raksasa warna kuning emas. Publik menyebutnya Patung Murugan. Di belakangnya tampak manusia menyemut, sedang naik/turun tangga yang bersandar di punggung sebuah bukit.

Semangat tua saya menggelora. Kami meluncur ke sasaran. Masyallah, belum sampai di landasan tangga saya ngeper. Udara tak sedap menusuk hidung. Hendak surut ke belakang, rugi kepalang basah.

Sejumlah monyet ekor panjang bergelayut disana-sini. Mereka sok akrab dengan pengunjung. Baunya busuk kayak tinja manusia. Bercampur aduk dengan aroma sampah, bunga, dan entah wewangian apa lagi. 

Botol-botol plastik dan kaleng rongsokan minuman, tinja monyet, limbah pembukus makanan dan kulit buah bertebaran. Barangkali bekas pengunjung memberi makan monyet.

Seorang turis sedang bercengkrama dengan monyet di tangga Batu Cave. Dokumentasi Pribadi.
Seorang turis sedang bercengkrama dengan monyet di tangga Batu Cave. Dokumentasi Pribadi.
Belum separuh menaiki tataran, anak saya melarang saya menuntaskan pendakian. Takut capek terus pingsan.

Tekad di hati sudah bulat. Alhasil, saya lolos melewati 274 anak tangga tersebut. Walaupun tubuh ini digerogoti lelah.

Di dalam gua, suhunya dingin dan basah. Padahal di luar cuaca cerah. Mungkin tersebab dipicu aroma tak biasa, kaki saya melangkah ragu. Serasa ada kekuatan magis meneteskan embun dari langit-langit gua.. He he.... Dasar nenek jadul bin kolot.

Ratusan turis berwajah melayu dan asing keluar masuk silih berganti. Sebagian besar dari komunitas India yang hendak melakukan ibadah suci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun