Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Yuk Wisata Sampah, Dari Desa ke Mancanegara!

24 Juni 2019   06:23 Diperbarui: 30 Juni 2019   16:40 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampah menutupi permukaan sebuah sungai kecil di Kota S, Dokumentasi Pribadi.

Anehnya, warga setempat seakan cuek. Mereka tiduran, berjualan, makan dan minum pun di atas tumpukan sampah. Barangkali individu-individu tersebut pedagang musiman dari luar kota Makkah, yang datang memanfaatkan momen suci ini untuk berjualan.

Wanita ini terlelap di antara sampah yang berserakan di kota Makkah. Dokumentasi Pribadi.
Wanita ini terlelap di antara sampah yang berserakan di kota Makkah. Dokumentasi Pribadi.
Klimaksnya, sore hari terakhir setelah jamaah meninggalkan Mina. Tak jauh dari Jamarat tempat melontar jumrah, saya menemui suatu area yang kotornya gila akut. Mulai dari sampah plastik kemasan makanan dan minuman, tinja manusia yang dikerubungi lalat (maaf, patut diduga kotoran anak-anak), pakaian-pakaian wanita-pria, dan benda lainya, sampai kain ihram yang berserakan. Memutih seperti kain kafan keluar dari kuburan. 

Herannya, tiada bekas tenda/kamp yang ditinggalkan penghuninya. Mungkin para pewaris limbah tersebut tamu Allah dari daerah sekitar. Atau jamaah ilegal asal negara lain, (fakta 2008).

Kondisi ini tidak membuat pemerintah Makkah gusar. Puluhan ribu ton benda kotor tersebut justru menjadi ladang amal. Sampah-sampah plastik dijual pada perusahaan yang menangani proses daur ulang. Uangnya digelontorkan lagi ke negara-negara dan pihak lain yang mambutuhkan. Info lengkapnya lihat di sini. 

  • Inggris

Di negeri Elizabeth ini, sampah tak bikin repot. Mulai dari pemukiman penduduk, sepanjang jalan, apalagi di tempat-tempat wisata, saya tak menemui sampah berserakan selain lembaran daun dan ranting kecil jatuh dari pohon. Apalagi yang menggunung di bak/area penampungan sementara seperti di kota saya.

Bayangkan berapa luasnya Sungai Thames. Seingat saya, tak selembar pun sampah plastik berapungan. Padahal di bibir sungai yang membelah kota London itu terdapat objek wisata London Eye. 

Sebuah  roda raksasa setinggi 135 meter. Dan salah satu destinasi wisata terlaris. Ada juga Tower Bridge serta objek lainnya. Setiap hari kawasan ini dipadati pelancong dari seluruh penjuru dunia. Tanah dan airnya tetap bersih dan nyaman dilihat.

Selfi bersama anak, menantu, cucu, dan seorang mahasiswa asal Indonesia di pinggir Sungai Thames. Dokumentasi Pribadi.
Selfi bersama anak, menantu, cucu, dan seorang mahasiswa asal Indonesia di pinggir Sungai Thames. Dokumentasi Pribadi.
Begitu juga danau-danau buatan, kanal-kanal yang mengalir di pemukiman penduduk dan di perkotaan. Airnya jernih bak mata kucing, surga indah bagi bebek berenang dan beranak pinak.

Kondisi ini tentu bukan semata karena tingkat sosial dan pendidikan masyarakatnya yang tinggi. Faktor yang paling menentukan adalah kehadiran dan kemampuan negara dalam mengelola sampah.

Jejeran tong sampah di depan kos-kosan, di Hubert Road Selly Oak West Midland Birmingham. Dokumentasi Pribadi.
Jejeran tong sampah di depan kos-kosan, di Hubert Road Selly Oak West Midland Birmingham. Dokumentasi Pribadi.
Di tempat-tempat perbelanjaan berlaku aturan kantong plastik berbayar. Tong sampah tidak hanya terparkir di tempat-tempat umum dan depan rumah penduduk. Di mana ada kehidupan di sana ada tong sampah tertutup rapi dan diberi warna sesuai fungsinya.

Petugas kebersihan dari City Council tak pernah alpa dengan rutinitasnya. Sekali seminggu (atau sesuai jadwal) limbah-limbah rumah tangga, pabrik, dan limbah lainnya diangkut menggunakan mobil kebersihan. Selanjutnya dibawa ke pabrik untuk didaur ulang. Sebagian produk akhirnya ada di sini. Gawean mereka dibuat mudah, bongkar muat serba otomatis. 

  • Malaysia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun