Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Prabowo Menyerukan Sejumlah Lembaga Survei agar Membohongi Penguin di Antartika

21 April 2019   04:50 Diperbarui: 21 April 2019   05:53 2345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi : kumparan.com

 "Kalah" adalah suatu kata yang menghantui  kontestan yang sedang berkompetisi untuk memenangkan suatu pertarungan.  Agar tidak kalah, biasanya sang petarung  mencurahkan usaha habis-habisan sampai ke tetesan keringat basi dan air mata darah.

Perjuangan maksimum, usaha sudah habis-habisan. Mulai mengorbankan waktu, tenaga, harta, dan pikiran. Namun takdir berkata lain. Kekalahan  memporak porandakan mimpi yang telah bertahun-tahun dirajut.

Barangkali begitulah kasus yang membelit salah satu putra terbaik bangsa kita saat ini. Yaitu Bapak Prabowo Subianto. Calon presiden 2019-2024 ini hampir dipastikan kalah bersaing merebut kursi RI 1 melawan rivalnya Bapak Joko Widodo.

Hasil quick coun dari berbagai lembaga survei merilis kemenangan berpihak pada pasangan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Kecuali menurut hitungan sementara pihak internal BPN yang mengklaim Prabowo-Sandi  mendapat suara 62 persen.

Tak heran, mantan Komandan Komando Pasukan Khusus itu linglung. Apa-apa yang dilakukannya seperti di luar kendali akal sehatnya.  Kondisi ini adalah muara dari  ketidaksiapannya menerima kekalahan yang mungkin dia anggap di luar dugaan.  

Perhatikan saat Prabowo  mendeklarasikan kemenangannya, setelah meyakini  dirinya memenangkan pilpres 62%, dikutip dari  nasional.kompas.com 

"Ini kemenangan bagi rakyat Indonesia. Saya akan jadi presiden seluruh rakyat Indonesia. Bagi saudara-saudara yang membela 01, tetap kau akan saya bela. Saya akan dan sudah menjadi presiden seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo.

Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo dan sejumlah pendukungnya seusai jumpa pers di kediamannya  di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019) malam, tanpa didampingi Sandi.

Merebak isu dari berbagai media, bahwa malam itu Sandi telah diusir oleh Pwabowo Subianto  agar keluar  dari koalisi karena tak setuju Prabowo deklarasi klaim kemenangan 62 persen. Meskipun kabar miring tesebut dibantah oleh Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga, Ferdinand Hutahaean.  

Pada kesempatan yang sama Prabowo menghimbau para pendukungnya agar tetap tenang dan tidak terprovokasi untuk melakukan tindakan anarkis. "Awasi TPS, amankan C1 dan jaga kecamatan jangan lengah."  katanya.

Deklarasirasi kemenangan tersebut dilakukannya sampai 4 kali. Padahal KPU belum menetapkan pemanang pilpers 2019 ini secara resmi.

Ternyata Prabowo sendiri yang tidak bisa menenangkan diri. Salah satu buktinya, dia menuding sejumlah lembaga-lembaga survei yang merilis quick count Pilpres 2019 sebagai pihak yang berbohong kepada rakyat.

Dia meminta lembaga survei yang telah berbohong untuk meninggalkan Indonesia.

"Hei tukang bohong, rakyat tidak percaya sama kalian. Mungkin kalian bisa pindah ke negara lain, mungkin kau bisa pindah ke Antartika," ungkap Prabowo dalam sambutannya di acara syukuran kemenangan di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (19/4). Prabowo manambahkan, "Hei lembaga survei kau bisa bohongi penguin-penguin di Antartika," Lengkapnya lihat di sini!

Bukankah aksi-aksi dan pernyataan capres 02 ini menggambarkan keresahan jiwanya?

Terakhir terungkap, ternyata lembaga survei Kedai Kopi dan Median yang selama ini terafiliasi dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno juga memenangkan Jokowi - Ma'ruf dalam hasil quick countnya. 

Kepanikan tidak hanya melanda sang capres idola. Para pemujanya  malah lebih “boco haluih”  (baca senewen ringan, bahasa Minang).

Seorang pedagang di Tarok City, Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat, menginjak-injak, membanting dan membuang pesawat televisi miliknya.  Aksi tersebut dilakukannya setelah  menyaksikan hasil quick count, yang ditayangkan stasiun televisi, Rabu (17/4/2019) lalu.  Pria 29 tahun itu mengaku kesal capres idolanya kalah dan menuduh televisi menyampaikan berita bohong.  Sumbernya di sini.

Tadi pagi adik ipar saya nelepon. Dia menyampaikan bahwa sekarang sedang  terjadi  konflik hebat antar dua tetangga bersebelahan di kampungnya. Sehari sebelum  pencoblosan, mereka taruhan Rp  5 juta untuk kemenangan salah satu capres-cawapres.

Berdasarkan hasil quick count dari beberapa lembaga survei,  capres 01 sudah dianggap menang.  Tetapi pihak lawan dalam hal ini pendukung 02,  tidak konsisten dengan janji  yang telah mereka sepakati sebelumnya. Dia mengelak  membayar taruhan.

Dua pria ini telah terjebak ke dalam pusaran kebodohan yang mereka ciptakan sendiri. Orang makan nangka mereka kena getahnya. Jika kurang waspada  bisa berujung maut.  Ini baru sengketa di lingkungan saya. Belum  termasuk di daerah lain.

Kita patut prihatin dengan kondisi begini. Semoga insan-insan yang merasa kehilangan akal sehatnya  tersebab kekalahan capres yang  mereka dukung, segera kembali ke jalan yang benar.

Terkait sikap Prabowo Subianto pascapilpres yang cendrung merugikan dirinya sendiri, mudah-mudahan ini hanya reaksi sesaat. Selanjutnya beliau bisa menata perasaannya supaya mampu menahan diri  menunggu  keputusan final dari KPU. Memang untuk berlegowo itu tidak semudah mengucapkannya. Tetapi saya yakin Bapak Prabowo yang lebih militer daripada militer pasti mampu melakukannya.

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun