Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Malang Nian Nasib Ahmad Dhani, Hukuman Berkurang Jalan Terpincang

23 Maret 2019   06:11 Diperbarui: 23 Maret 2019   06:31 4058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : news.detik.com

Sebagaimana kita ketahui, Senin tanggal 28/01/2019 Ahmad Dhani divonis 1,5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri  Jakarta Selatan atas kasus ujaran Kebencian. Hari itu juga dirinya langsung dibawa ke rutan Cipinang Jakarta Timur. 

Nasib baik berpihak padanya. Untuk kasus yang satu ini bandingya diterima. Pangadialan  Tinggi Jakarta mengurangi masa hukumannya menjad 1 tahun penjara.

Kini, mantan suami Maia Estianty ini ditahan di rutan kelas 1 Medaeng Surabaya Jawa Timur, untuk menjalani sidang terdakwa ujaran idiot.

Buat seorang Ahmad Dhani, apa yang telah menimpanya saat ini tentu merupakan mimpi buruk sepanjang sejarah hidupnya. Selama ini  bergelimang kemewahan, uang banyak harta melimpah, rumah mewah isteri cantik,  ditambah popolaritas yang melangit.

Siapa menyangka, lelaki tegas dan terkenal  vokal ini harus terkekang di balik jeruji besi. Berbaur dengan   penghuni penjara lainnya di ruang pengap berbau  pesing.  Tak heran, untuk menerima kondisi ini baginya bukan perkara mudah. Wajar kapanpun dia bisa menangis. Terlepas apakah air matanya pertanda rindu pada anak-anaknya  atau kangen pada isterinya.

Sebenarnya kalau Ahmad Dhani  merasa dirinya politikus sejati, dan menganggap statusnya tahanan politik, dipenjara bukanlah merupakan kiamat. Justru bangga dan menghadapinya dengan jantan. Gara-gara membela kepentingan negara dan bangsa dirinya dipenjara.

Dari dalam sel pun dia dapat berjuang untuk rakyat yang diklaimnya telah lama tertindas. Semisal menulis buku bertema demokrasi. Bukankah katanya dia pejuang demokrasi. Keuntungan penjualan bukunya disumbangkan buat masyarakat yang membutuhkan.

Masak kalah sama Ahok. Selama ditahan di Mako Brimob Kelapa Dua, mantan Gubernur DKI Jakarta itu  selain belajar bahasa asing dan banyak membaca, dia juga  menulis buku berjudul "Kebijakan Ahok". Dari penjualan bukunya itu dia meraup keuntungan miliaran rupiah. Sebagian digunakan untuk kebutuhan keluarganya.  Sisanya dia sumbangkan  untuk keperluan sosial.

Minimal menjadi guru ngaji bagi rekan sesama napi, menyampaikan ceramah untuk syiar Islam, atau apa saja yang  bermanfaat bagi dirinya dan orang banyak.

Tapi sayang,  pihaknya  seperti belum siap menerima.Terbukti, awal ditahan dia dan mereka-mereka di sekelilingnya masih berkoar-koar dan bersikukuh bahwa  lelaki yang konon pernah bercita-cita untuk menjadi menteri ini tidak bersalah. Hukuman dan dakwaan yang ditujukan padanya  bermuatan politik.

Dukungan pun mengalir dari banyak kalangan. Berbagai upaya  dilakukan oleh kuasa hukum dan orang-orang tersayangnya agar dia mendapat penangguhan penahanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun