Mohon tunggu...
Nursini Rais
Nursini Rais Mohon Tunggu... Administrasi - Lahir di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, tahun 1954.

Nenek 5 cucu, senang dipanggil Nenek. Menulis di usia senja sambil menunggu ajal menjemput.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Seru Mana, Perkelahian Emak-emak atau Perang antar Tokoh Elit?

5 Maret 2019   22:04 Diperbarui: 5 Maret 2019   23:02 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi : tirto.id

Tak terima atas twit akun itu yang dinilai menghina dirinya dan mengandung hoaks,  Mahfud MD melaporkan akun Twitter @KakekKampret_ ke Mapolres Klaten, Jawa Tengah, pada Jumat, 1 Maret 2019. Untuk jelasnya klik di sini!  

Simak  pula perseteruan Mayor Jenderal  Purnawirawan Kivlan Zen dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto. 

Sebelumnya Mantan Kepala Staf Komando  Cadangan Strategis Angkatan Darat  (Kostrad) ini menuduh Wiranto sebagai dalang kerusuhan 1998 dalam acara 'Para Tokoh Bicara 98' di Gedung Ad Premer Jakarta Selatan pada Senen 25 Februari 2019. (Temp.co, 29 Februari 2019).

Kisah lengkapnya  ada di sisni.

Sumber ilustrasi : aceh.tribunnews.com
Sumber ilustrasi : aceh.tribunnews.com
Sejauh yang saya ikuti, sama seperti pertikaian antara Mahfud MD dan pemilik akun Twitter @KakekKampret_, perang antar kedua elit ini (Kivlan Zen dan Wiranto) juga saling serang di media massa dan medsos. Sehingga tak luput juga dari konsumsi publik.

Karena telah berkembang  di facebook dan twitter, perang  terbuka meluas ke akar rumput. Tanpa diundang,  satu persatu warga net yang merasa paham dan sok paham duduk perkaranya, menanggapi dan ikut bergabung, melemparkan komentar seenak jempol.  Satu membela, puluhan lainnya menyerukan perlawanan. Dan sebaliknya.

Efeknya, terjadi perang berantai yang lebih heboh daripada sengketa pokok pencetus kasus.

Ini  hanya seper sekian dari jumlah tokoh bangsa di negeri ini  yang  terlibat keributan di dunia maya. Tak terhitung pula jumlahnya yang saling lapor berdasarkan alasan yang kurang jelas. Sebagiannya  berpangkal dari kicauan di akun twitter. Dikit-dikit ngetwit. Dikit-dikit ngetwit.  Menyusul twit sanggahan kayak berbalas pantun. Kapan perlu saling buka aib. Beda-beda tipis dengan kelakuan emak-emak kampung zaman old.

Sebagai masyarakat biasa saya dan mungkin juga anda semua, sangat  risih dengan kondisi begini. Semoga sekadar bagian dari narasi politik dan tidak berlangsung lama. Usai Pemilu mereka tak akan gontok-gontokan lagi. Kami rakyat kecil sangat mencintai kedamaian.  Emak-emak kampung saja sudah meninggalkan tradisi berkelahi. Malu dong, sama mereka!

****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun